Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
GUNUNG Merapi mulai luncurkan awan panas pada Selasa (29/1) malam. Namun Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida menyatakan belum ada ancaman kepada masyarakat dan status Gunung Merapi masih Waspada berada di level II.
"Tidak menaikkan status karena masih kecil dan ancaman kepada penduduk belum ada," kata Hanik Humaida saat jumpa pers perkembangan Gunung Merapi, Rabu (30/1).
Menurut Hanik, salah satu alasan menaikkan status Gunung Merapi adalah adanya ancaman kepada penduduk, sementara saat ini belum ada ancaman tersebut.
"Jadi masyarakat tetap tenang," imbuhnya.
Awan panas yang terjadi pada Selasa (29/1) malam adalah yang pertama. Berdasarkan analisis visual kejadian dan deposit, awan panas terjadi sebanyak tiga kali, yakni pada pukul 20.17, 20.53, dan 21.14 WIB.
"Ini awan panas yang pertama," ungkapnya.
Baca juga: Gunung Merapi Luncurkan 19 Kali Guguran Lava
BPPTKG mencatat, pada Selasa (29/1), kegempaan yang terjadi pada periode 00.00-20.00 WIB tercatat low frequency satu kali, multifase dua kali, hembusan dua kali, guguran 29 kali, dan tektonik jauh satu kali.
Pengamatan guguran lava pijar periode 00.00-20.00 WIB terlihat sembilan kali ke arah hulu Kali Gendol dengan jarak luncur 200-700 meter.
Awan panas guguran pertama, lanjut Hanik, teramati pada pukul 20.17 WIB dengan jarak luncur 1400 meter dengan durasi 141 detik. Guguran kedua terjadi pada pukul 20.53 WIB dengan jarak luncur 1350 meter dan durasi 135 detik. Sementara yang ketiga terjadi pada pukul 21.41 WIB dengan jarak luncur kurang lebih 1100 meter denan durasi 111 detik.
"Semua awan panas guguran menuju ke hulu Kali Gendol," tuturnya.
Akibat awan panas guguran itu, terjadi hujan abu tipis di sekitar Kota Boyolali, Kecamatan Musuk, Mriyan, Mojosongo, Teras, Cepogo, Simo, Kabupaten Boyolali dan Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten.
Namun, menurut Hanik, jarak luncur awan panas guguran masih relatif pendek dan tidak akan memengaruhi kenaikan status Merapi.
"Masyarakat tetap tenang, ikuti informasi BPPTKG dan jauhi radius 3 KM dari puncak Gunung Merapi," pungkasnya.(OL-5)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved