Headline

Tidak ada solusi militer yang bisa atasi konflik Israel-Iran.

Fokus

Para pelaku usaha logistik baik domestik maupun internasional khawatir peningkatan konflik Timur Tengah.

Nelayan Berharap Angin Kencang di Musim Baratan Segera Berakhir

Nurul Hidayah
25/1/2019 13:38
Nelayan Berharap Angin Kencang di Musim Baratan Segera Berakhir
deretan kapal nelayan bersandar di muara sungai di Desa Gebangmekar, Kecamatan Gebang, Kabupaten Cirebon. Angin kencang yang bertiup saat ini, oleh nelayan dikenal sebagai musim baratan, membuat nelayan dengan perahu kecil memarkirkan kapal mereka di muara(MI/Nurul Hidayah)

ANGIN kencang membuat nelayan di Kecamatan Gebang, Kabupaten Cirebon tidak melaut. Mereka pun berharap angin kencang ini bisa segera berakhir.

"Sudah tiga hari ini kami tidak bisa melaut," ungkap Subadi, Ketua Forum  Nelayan Gebang, Jumat (25/1).

Baca juga: Rentan Tsunami, Pesisir Selatan Pasang Tanda Bahaya di Zona Merah

Dijelaskan Subadi, saat ini angin masih bertiup kencang. Dampaknya, ketinggian gelombang di lautan bisa mencapai 3 meter. Nelayan, lanjut Subadi, seringkali menyebut angin kencang ini dengan musim baratan."Kalau sudah musim baratan, ya nelayan paceklik," ungkap Subadi.

Apalagi, lanjut Subadi, di daerahnya tidak ada nelayan yang memiliki kapal besar. "Rata-rata tonasenya kecil, di bawah 5 GT," ungkap Subadi.

Kapal yang kecil menurut Subadi tidak akan mampu bertahan di tengah gelombang tinggi. Sehingga sebagian besar nelayan saat ini memilih untuk mengistirahatkan kapal mereka. "Tapi memang ada saja yang nekat melaut, namanya juga urusannya dengan perut," ungkap Subadi.

Namun biasanya mereka tidak akan melaut terlalu jauh dan saat melihat cuaca semakin memburuk akan segera kembali ke pesisir.

Sementara itu Suhaili, seorang nelayan Desa Gebangmekar, Kecamatan Gebang, kabupaten Cirebon mengaku sudah sekitar 3 hari ia tidak melaut. "Padahal biasa ya setiap hari melaut. Namanya juga kita nelayan ya," ungkap Suhaili.

Saat tidak melaut seperti sekarang ini, Suhaili lebih memilih untuk memperbaiki jaringnya yang rusak. Saat ditanyakan sebagian rekannya yang nekat melaut saat cuaca buruk, Suhaili enggan untuk melakukan hal yang sama. "Kalau cuaca semakin memburuk, ya harus kembali. Padahal bahan bakar sudah dikeluarkan, ya rugi," ungkap Suhaili.

Baca juga: Kontes Durian dan Buah Lokal akan Dijadikan Kontes Internasional

Karena itu Suhaili mengaku lebih memilih untuk berada di daratan dan berharap agar musim baratan ini segera berakhir. BMKG Stasiun Jatiwangi, Kabupaten Majalengka sudah mengeluarkan imbauan
kepada nelayan untuk berhati-hati. "Angin kencang tengah terjadi di laut Jawa, termausk perairan utara Jawa Barat," ungkap prakirawan pada BMKG Stasiun Jatiwangi, Kabupaten Majalengka, Ahmad Faa Izyn.

Angin kencang ini akan membuat ketinggian gelombang di perairan Cirebon hingga 2,5 meter. Padahal normalnya, ketinggian gelombang di perairan Cirebon hanya 1 hingga 1,25 meter. Karena itu, nelayan tradisional telah diimbau untuk berhati-hati. angin kencang diprakirakan akan berakhir beberapa hari ke depan. (OL-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Astri Novaria
Berita Lainnya