Headline

Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.

Fokus

Sejumlah negara berhasil capai kesepakatan baru

Potensi Wisata Alam dan Budaya Sungai Musi

Deni Aryanto
19/12/2015 00:00
Potensi Wisata Alam dan Budaya Sungai Musi
(Dok.MI/ANGGA YUNIAR)
Sebagai sungai terpanjang di Pulau Sumatra, Sungai Musi menyimpan potensi wisata dan syarat budaya. Peluang tersebut yang kini terus digenjot pemerintah daerah setempat dengan mengembangkan wisata air.

Kepala Dinas Pariwisata dan Budaya Sumatra Selatan Irene Camelin Sinaga mengutarakan sport tourism sangat efektif sebagai sarana mempromosikan potensi pariwisata minat khusus yang menggabungkan potensi alam, budaya, dan buatan.

"Strategi ini seperti yang sudah kita lakukan bersama di ajang International Musi Triboatton (IMT) 2015. Event ini tidak hanya melibatkan tim-tim nasional, tapi juga luar negeri. Secara otomatis, mampu mendatangkan wisatawan mancanegara, atau setidaknya perhatian masyarakat dari negara yang terlibat lewat media massa," ungkap Irrene, Sabtu (19/12).

Disamping itu, ada upaya lain sudah dilakukan Pemerintah Provinsi Sumatra Selatan lewat wisata penyusuran sungai. Wisata yang disebut Tur Sungai Musi itu dikatakannya wajib dilakukan wisatawan yang ingin mengetahui sejarah Palembang. Saat tur di Sungai Musi, maka akan dapat menemukan beberapa spot wisata menarik diantaranya Pulau Kemarau, juga tempat ibadah klenteng.

"Kita akan buat pula beberapa restoran apung di jalur Sungai Musi. Saat ini, Sungai Musi menjadi pusat peradaban, perdagangan, dan transportasi sehingga memberi dampak ekonomi serta mendukung Kota Palembang sebagai pusat wisata air dengan julukan Venice of the East," katanya.

Dipaparkan lebih lanjut, Sungai Musi membelah sejumlah wilayah kabupaten/kota sepanjang 750 km. Sungai Musi berhilir di Palembang bagian utara dan berhulu di Palembang bagian selatan. Sungai ini telah membagi Palembang menjadi dua kawasan, yaitu seberang ilir di bagian utara dan seberang ulu di bagian selatan.

"Jarak 750 km hampir sama antara jarak Kota Bandung di Jawa Barat dan Kota Malang di Jawa Timur," ucapnya.

Nama Musi sendiri dahulu diberikan seorang kapten laut dari negeri China. Kata Muci awalnya berasal Dari sebutan nama bagi Dewi Ayam Betina yang memberi keberuntungan pada manusia.

Hal tersebut dikaitkan dengan sejarah, bahwa kawasan sekitar Sungai Musi begitu subur dan kaya hasil tani dan kebun, juga barang tambang. Dengan nama bermakna keberuntungan tersebut, Sungai Musi pun dengan cepat tersiar dan melekatinya hingga saat ini.

"Daerah sekitar Sungai Musi dahulu kala memang juga melekat dengan budaya China. Sampai sekarang, keselarasan tersebut masih berjalan dan tetap kita jaga," paparnya.

Dari masa ke masa, Sungai Musi merupakan landasan berkembangnya peradaban pinggir sungai yang berorientasi pada air. Masyarakat di sekitarnya bukan saja bermatapencaharian di pinggir sungai, melainkan juga telah memilih untuk tinggal di sepanjang bibir sungai.

"Sungai Musi ibarat pantai memanjang dan tempat riuh ramai kegiatan ekonomi masyarakat dan tempat rekreasi di tepiannya. Masyarakat dan wisatawan biasanya menikmati suasana sungai dengan duduk santai di kafe atau restoran," jelasnya.

Masyarakat setempat mengandalkan sungai ini untuk transportasi, sehingga tidak sedikit terlihat perahu motor pembawa penumpang untuk menyeberang. Anda yang ingin menjelajahi Sungai Musi, maka dapat menggunakan perahu motor yang disewa di bawah Jembatan Ampera, tepat di depan Museum Sultan Mahmud Badaruddin II atau di depan Benteng Kuto Besak," imbaunya.

Salah satu olah raga air tradisional di Sumatera Selatan yang mulai dikembangkan dan sudah dilirik sebagian orang seperti Serapungan. Olah raga yang memanfaatkan dua batang bambu diikat tali rotan tersebut dapat mudah dijumpai di Kabupaten Empat Lawang.

Bentuk kosistensinya, olah raga air itu selalu digelar bertepatan dengan hari jadi Kabupaten Empat Lawang, Pahlawan, dan Tahun Baru tiap tahunnya. Sementara, Serapungan masih sebatas diperlombakan khusus bagi warga sekitar. Dengan pertimbangan faktor keselamatan.

"Untuk mengendalikan Serapungan wajib memiliki keahlian khusus, karena lahir dari masyarakat Empat Lawang itu sendiri. Keunikan demikian yang menjadi timbul daya tarik masyarakat lain yang melihatnya," terang Kepala Dinas Pariwisata dan Budaya Kabupaten Empat Lawang, Dwi Suryandani.

Sementara, Kepala Dinas Pariwisata dan Budaya Kabupaten Musi Banyuasin, Sunaryo merencanakan tahun 2016 melakukan pembenahan Dermaga Sekayu Water Front di Kecamatan Sekayu. Hal itu menyusul akan disediakannya perahu wisata yang akan terpusat mobilitasnya di tempat tersebut.

Fasilitas utama yang bakal disediakan pada perahu wisata tersebut adalah restoran dan ruang rapat. "Di dermaga ini, sudah dapat kita lihat taman modern. Tahun depan (2016), harus sudah ada perahu wisata. Untuk jalur perlintasannya, kita sudah membuatnya," sambung Sunaryo singkat.(Q-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Admin
Berita Lainnya