Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
MEMASUKI hari kesembilan evakuasi korban bencana tsunami Selat Sunda, nelayan di sepanjang pantai Pandeglang dilarang melaut. Meskipun zona kewaspadaan bahaya tsunami diturunkan mencapai radius 500 meter dari tepi pantai, masyarakat diminta tetap waspada.
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami Badan hanya Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Rahmat Triyono mengatakan masyarakat dan nelayan diminta harus menjauhi radius 500 meter di sepanjang pesisir Selat Sunda.
"Itu artinya area cukup jauh dari pusat Krakatau dan tentunya sesuatu erupsi masih terjadi. Masyarakat untuk sementara memang diimbau ada baiknya tidak melaut," katanya di Posko Terpadu Penanggulangan Bencana Tsunami di Labuan, Pandeglang, Senin (31/12).
Rahmat mengaku, imbau tidak boleh melaut bagi nelayan berlaku sampai adanya laporan status anak Krakatau normal kembali. Pasalnya,
status Gunung Anak Krakatau tetap di level Siaga (Level III).
"Kalau nanti turun jadi status waspada dan normal kembali, baru nelayan bisa beraktivitas seperti sediakala," paparnya.
Karena status anak Krakatau masih pada level siaga, dan adanya potensi longsor. Dia mengimbau masyarakat untuk sementara menjauh di radius 500 meter dari tepi pantai.
"Sebelumnya memang 1 kilometer lalu kita turunkan jadi 500 meter karena memang potensi tsunami walaupun ada tetapi kecil sehingga kita tetap waspada," pungkasnya.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM melaporkan tubuh Gunung Anak Krakatau telah berubah akibat erupsi yang menerus.
Berdasarkan pengamatan visual dan pengukuran, tinggi Gunung Anak Krakatau yang semula 338 meter kini hanya hanya 110 meter.
Volume Gunung Anak Krakatau menurun. Volume yang hilang diperkirakan 150-180 juta meter kubik. Volume yang tersisa saat ini berkisar 40-70 juta meter kubik.
Berkurangnya volume tubuh Gunung Anak Krakarau ini diperkirakan karena adanya proses rayapan tubuh gunung api yang disertai oleh laju erupsi yang tinggi dari 24 Desember hingga 27 Desember 2018. (OL-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved