Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
GUNUNG Anak Krakatau di Selat Sunda, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung, menunjukkan aktivitas kegempaan letusan maupun embusan sepanjang pengamatan hingga Senin (31/12) siang ini.
Menurut siaran pers Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Pos Pengamatan Gunung Anak Krakatau, Senin petang, pada periode pengamatan 31 Desember 2018, pukul 06.00 sampai dengan 12.00 WIB, visual gunung jelas hingga kabut 0-III.
Petugas Pos Pengamatan Gunung Anak Krakatau Windi Cahya Untung menjelaskan, asap kawah bertekanan lemah hingga sedang teramati berwarna putih dengan intensitas tipis hingga tebal dan tinggi 100-300 meter di atas puncak kawah dan tidak terdengar suara dentuman.
Sedangkan, untuk aktivitas kegempaan terpantau terjadi kegempaan letusan sebanyak 11 kali, amplitudo 18-35 mm, durasi 85-320 detik. Kegempaan embusan sebanyak 11 kali, amplitudo 2-21 mm, durasi 40-186 detik.
Gunung api di dalam laut kini ketinggiannya tinggal 110 meter dari permukaan laut (mdpl), dari sebelumnya setinggi 338 mdpl, selama pengamatan itu cuaca berawan dan hujan.
Angin bertiup lemah hingga sedang ke arah timur laut dan timur. Suhu udara 26-28 derajat Celsius, dan kelembapan udara 78-89%. Volume curah hujan tidak tercatat.
Menurut laporan itu, data tersebut diambil dari Stasiun Sertung di pulau gugusan dekat Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda.
Kesimpulan tingkat aktivitas Gunung Anak Krakatau Level III (Siaga), dan direkomendasikan masyarakat/wisatawan tidak diperbolehkan mendekati kawah dalam radius 5 km dari kawah. (OL-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved