Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Klaten Cegah Intoleransi dengan Kesenian Daerah

Tosiani
18/12/2018 17:25
Klaten Cegah Intoleransi dengan Kesenian Daerah
MI/Tosiani(MI/Tosiani)

BERANEKA ragam kesenian daerah yang berkembang di Klaten, Jawa Tengah, berdampak positif ikut mengatasi persoalan kebangsaan. Di antaranya, mencegah berkembangnya intoleransi dan radikalisme di kabupaten tersebut.

Demikian disampaikan Ketua Harian Dewan Kesenian Kabupaten Klaten, FX Setyawan, saat berkunjung ke kantor redaksi Harian Media Indonesia, Kedoya, Jakarta Barat, Selasa (18/12). Kedatangannya didampingi 34 anggota Dewan Kesenian Klaten. Mereka diterima Wakil Direktur Pemberitaan Media Indonesia Gaudensius Suhardi.

Menurut Setyawan, pihaknya mengagendakan sejumlah kegiatan kesenian daerah tiap tahunnya. Tujuannya selain untuk melestarikan warisan budaya, juga menyediakan hiburan bagi warga.

"Tahun 2018 kami ada 21 kegiatan. Kami wajib mengembangkan seni dan budaya yang ada dan melestarikannya. Seni budaya kita asumsikan juga sebagai hiburan. Masyarakat tanpa hiburan ibarat malam tanpa bulan dan bintang," ujar Setyawan.

Ia mengatakan, berkembangnya seni dan budaya sampai ke perdesaan bermanfaat untuk menjaga desa. Dampak dari berkembangnya kesenian itu bisa meminimalisasi berkembangnya intoleransi dan radikalisme.

"Tiap malam Minggu kita gelar wayang yang datang tidak hanya dari Klaten, tapi juga dari luar dan ada juga turis dari mancanegara yang datang," ungkapnya.

Hanya saja, tambah Setyawan, dalam mengembangkan kesenian, Klaten kerap menghadapi persoalan anggaran. Ia berharap akan ada tambahan anggaran untuk kesenian agar jadi pusat kesenian.

"Mulai 2004 dianggarkan Pemda. Tahun ini ada Rp1,3 miliar. Anggaran ini naik terus tiap tahun. Mudah-mudahan melalui APBD perubahan bisa ada tambahan," tuturnya.

Wakil Direktur Media Indonesia Gaudiens Suhardi menyatakan kreativitas Klaten dalam memperhatikan kesenian daerah tidak diragukan. Meski begitu, jika Klaten ingin menjadi pusat kegiatan budaya, perlu diadakan agenda kegiatan seni budaya berskala besar.

"Mestinya bikin kegiatan yang tidak tanggung-tanggung. Sekalian besar. Jember dulu tidak ada apa-apa, yang tadinya tidak dikenal menjadi terkenal dan jadi agenda nasional," ujar Gaudens.

Ia menambahkan, dari 21 unit kegiatan yang tersebar di 14 komite di Klaten, apabila dalam waktu satu minggu membuat kegiatan bersama-sama, akan jadi besar sekaligus masuk agenda nasional. Bila hanya kegiatan kecil akan kurang besar dampaknya.

"Kalau kecil-kecil, tahunya tentu kegiatan kecil-kecil. Kalau satu digerakkan dalam kegiatan besar akan jadi besar dampaknya luar biasa, hal ini tentu menarik bagi media," pungkas Gaudiens. (A-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya