Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Warga Pidie Jaya Panik Lantai Rumahnya Panas

Antara
12/12/2018 20:15
Warga Pidie Jaya Panik Lantai Rumahnya Panas
Warga Pidie Jaya Panik Lantai Rumahnya Panas(Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Aceh, Teuku Ahmad Dadek (Antara Aceh))

SEORANG warga di Kabupaten Pidie Jaya, Aceh, mengaku panik karena sekitar satu bulan lantai rumah yang ditempatinya terasa panas diduga akibat munculnya energi panas bumi.

"Rumah Ali Basyah Saad di Desa Panteraja, Kecamatan Panteraja, Pidie Jaya, dilaporkan masyarakat setempat terasa panas ketika disentuh permukaan lantainya," ucap Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Aceh, Teuku Ahmad Dadek, di Banda Aceh, Rabu (12/12).

Meski lantai rumah terasa panas, lanjut dia, pemilik rumah memilih tetap bertahan menempati rumah itu bersama keluarganya, dan menjalani kehidupan sehari-hari dengan normal seperti penduduk lainnya hingga kini.

Ia mengaku suhu panas pada titik tertentu di permukaan bumi lazimnya diakibatkan adanya creck atau rekahan yang menembus ke lapisan dalam bumi.

Dari peristiwa tersebut, kemungkinan besar adanya gas rawa atau disebut juga dengan gas dangkal yang menembus hingga ke permukaan bumi, dan kejadian ini tidak berlangsung lama.

"Biasanya, fenomena alam ini akan hilang dengan sendirinya. Jika panas tak berkurang, dan cenderung semakin panas. Atau adanya gejala-gejala lain yang dirasa sangat berhaya,  maka perlu segera dilaporkan kembali," terang dia.

Melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pidie Jaya, Dadek mengklaim, telah melakukan pemantauan di sekitar area rumah ini, dan berkoordinasi instansi terkait, seperti Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), dan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Aceh.

"Untuk mematikan apa yang terjadi, pihak ESDM akan menurunkan tim untuk melakukan pengecekan, dan mempelajari lebih lanjut," katanya.

Pemerintah pusat menilai, dewasa ini terdapat berbagai penolakan di tengah-tengah warga setempat terkait potensi energi terbarukan, seperti panas bumi atau geothermal di Sumatra Barat akibat mereka belum paham akan potensi energi ini.

"Apakah ini masalah pengertian panas bumi yang tidak pas, atau ada hal lain membuat mereka menentang. Ini yang harus kita cari akar masalahnya. Benar atau tidak masyarakat mengerti tentang panas bumi. Jangan sampai pengertian masyarakat terbatas kepada penolakan," ujar Wakil Menteri ESDM, Arcandra Tahar. (OL-1)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya