Headline
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
PRESIDEN Joko Widodo menyampaikan dukacita mendalam atas meninggalnya 19 pekerja proyek jalan dan jembatan Trans-Papua di Kabupaten Nduga, Papua, Minggu (2/12).
Kepala Negara menugasi aparat Polri dan TNI mengejar kelompok bersenjata yang melakukan penembakan tersebut. Jokowi menegaskan tidak ada tempat di Tanah Air bagi kelompok biadab seperti itu.
“Mari kita mendoakan agar para pahlawan pembangunan Trans-Papua diterima di sisi Tuhan Yang Maha Esa. Tidak ada tempat untuk kelompok kriminal bersenjata seperti ini di Papua maupun seluruh pelosok Tanah Air. Saya perintahkan Panglima TNI dan Kapolri mengejar dan menangkap seluruh pelaku tindakan biadab ini,” kata Presiden kepada wartawan di Istana Merdeka, Jakarta, kemarin.
Menko Polhukam Wiranto memastikan korban meninggal dalam insiden penembakan di Papua sebanyak 19 orang. Sebelumnya diberitakan kelompok kriminal separatis bersenjata (KKSB) membunuh 31 pekerja di proyek Trans-Papua di Kali Yigi dan Kali Aurak, Nduga, itu.
“KKSB menahan 25 pekerja lalu melepaskan tembakan. Enam pekerja berhasil melarikan diri. Korban meninggal 19 orang. Empat korban bisa diselamatkan pasukan kita, sedangkan dua korban lain masih dalam pencarian. Mereka ada kegiatan pada 1 Desember, ada bakar batu, tetapi ternyata ada satu rencana brutal seperti ini (pembunuhan),” ujar Wiranto.
Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Muhammad Aidi melalui rilis kemarin menjelaskan, pada Sabtu (1/12) sekitar pukul 13.00 WIT KKSB mendatangi kamp PT Istaka Karya lalu menggiring 25 karyawan ke Kali Karunggame dengan keadaan tangan yang terikat.
Pada Minggu (2/12) pukul 07.00 para pekerja dibawa ke bukit Puncak Kabo. Sambil menari-nari kegirangan, KKSB menembaki para pekerja. Sebagian pekerja meninggal di tempat dan sebagian lagi pura-pura tewas terkapar di tanah.
Pekerja yang berpura-pura tewas berjumlah 11 orang. Mereka bangkit untuk melarikan diri, tetapi terlihat oleh KKSB lalu dikejar. Lima orang tertangkap dan dibunuh di lokasi. Enam lainnya berhasil melarikan diri ke arah Mbuah. Dua orang belum ditemukan, sedangkan empat lainnya diamankan anggota TNI di Pos Yonif 755/Yalet di Mbua.
Pada Senin (3/12) sekitar pukul 05.00 KKSB menyerang Pos TNI 755/Yalet menggunakan senjata militer, panah, dan tombak. Salah seorang anggota Yonif 755/Yalet Serda Handoko tertembak dan gugur.
Anggota TNI lainnya membalas tembakan sehingga terjadi kontak tembak dari pukul 05.00 hingga pukul 21.00. Karena situasi tidak berimbang, Danpos TNI 755/Yalet memutuskan mundur. Saat itulah salah seorang anggota, Pratu Sugeng, tertembak di lengan. Menurut saksi Jimmy Aritonang, jumlah korban meninggal di lereng bukit Puncak Kabo 19 orang.
Mata terbuka
Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik meminta polisi dengan segenap kemampuan mereka melakukan penegakan hukum.
“Aparat penegak hukum itu, ya, polisi. Kami juga minta pemerintah meningkatkan upaya pencegahan dengan melibatkan semua elemen agar peristiwa seperti ini tidak ter-ulang lagi,” tutur Ahmad Taufan.
Di sisi lain, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengimbau para pegiat HAM melihat situasi ini dengan mata terbuka. Pemerintah membuka jalan di Papua untuk meningkatkan kesejahteraan warga masyarakat.
“Apa yang dilakukan pemerintah merupakan bagian dari upaya pendekatan kesejahteraan. Kesejahtera-an dan keamanan itu ibarat dua sisi mata uang,” tandas Moeldoko (lihat grafik). (Gol/Mal/Dro/RO/Ant/X-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved