Headline
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
RIBUAN santri dan gus (ulama muda) serta pemuda di Kabupaten Pasuruan yang tergabung dalam Pemuda dan Santri Anti Narkoba (Pusaka) Nawa Kartika, mengikrarkan diri untuk melawan dan mencegah peredaran narkoba di Pasuruan, Rabu (7/11) malam.
Dalam ikrar yang dibacakan KH Hudri (Gus Hudri), mereka siap mendukung aparat yang berwenang untuk melawan peredaran narkoba dan mendukung hukuman berat kepada para pelaku penyalahgunaan narkoba.
"Menentang narkoba ini harus tegas karena peredarannya sudah sampai ke pelosok-pelosok desa. Masyarakat harus dibangun kesadarannya tentang bahaya narkoba, sehingga mereka bisa memeranginya dan terus diajak serta didorong untuk melaporkan kepada aparat berwenang, jika menemui peredaran narkoba di wilayahnya," tegas Gus Hudri.
Sementara, Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Kabupaten Pasuruan, AKBP Erlang Dwi Permata, meminta Pusaka Nawa Kartika untuk bertindak kongkrit dalam melawan narkoba. Misalnya tidak malu dan tidak segan membawa anggota keluarganya ke Kantor BNN, jika ada anggota keluarganya yang terindikasi sebagai pengguna narkoba.
"Agar bisa direhabilitasi dan biayanya gratis. Ini harus dilakukan karena peredaran narkoba makin merajalela. Bahkan pelaku sudah mulai berani masuk ke pondok pesantren dan berkedok berjualan produk herbal, sehingga kyainya terpengaruh dan pondok pesantren menjadi rusak," tambah Erlang.
Erlang menyampaikan, Pasuruan merupakan kawasan segi tiga emas dan bagian dari jaringan transnasional peredaran narkoba di Indonesia. Bahkan pihaknya belakangan ini mengendus terjadinya transaksi sekitar Rp3 miliar per hari di wilayahnya, dengan modus pencucian uang.
"Kami tengah melacak ini dan kemarin ada satu pasutri (pasangan suami-istri) yang tertangkap dan kasusnya masih dikembangkan. Makanya peran pemuda dan santri akan sangat membantu untuk memerangi narkoba dan saya yakin bisa menghilangkan peredaran narkoba dari Pasuruan," ucap Erlang.
Baca juga: 1,2 Kg Sabu di Dinding Kardus
Bupati Pasuruan, M Irsyad Yusuf, menegaskan bahwa Kabupaten Pasuruan termasuk dalam daerah darurat narkoba. Bahkan dari data 2018 ini, diperkirakan sekitar 50.000 warga Kabupaten Pasuruan, terjerat dalam peredaran narkoba.
"Memberantas masalah masyarakat tidak cukup oleh pemerintah saja seperti narkoba yang jadi musuh bersama ini. Para santri beritikad baik untuk mengusirnya dan perlu didukung. Bertahap akan ditekan dan kami siap bersama pesantren-pesantren untuk membina puluhan ribu warga yang terjerat narkoba menjadi santri yang milenial," tegas Irsyad Yusuf.
Untuk mewujudkan itu, Irsyad telah menyiapkan sejumlah program penguatan, di antaranya dengan program Mukidin (Kumpul majukan madrasah dan madin) dan Program Pelasan (pelatihan santri).
Untuk menunjukkan kekompakan dalam memerangi narkoba itu, ribuan pemuda dan santri dalam Pusaka Nawa Kartika, makan bersama gaya santri dengan nasi liwetan. Mereka bersama bupati dan pejabat, makan bersama keroyokan dengan alas daun pisang. (OL-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved