Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Antisipasi Bencana di Teluk Palu dengan Gerakan Tanam Bakau

M Taufan SP Bustan
28/10/2018 17:20
Antisipasi Bencana di Teluk Palu dengan Gerakan Tanam Bakau
(MI/FERDIAN ANANDA MAJNI )

DIREKTUR Celebes Institute Sulawesi Tengah, Adriany Badrah mendorong semua pihak, khususnya pemerintah daerah agar tidak lagi menjadikan alam sebagai obyek utama yang harus selalu dieksploitasi demi dan atas nama pembangunan dan pengembangan kawasan kota.

Pasalnya, bercermin dari model dan pendekatan pembangunan yang dilakukan selama ini, semua itu tampak tidak ada artinya.

“Jauh dari pendekatan mitigasi bencana. Dan jika kita ingin jujur semua itu terbukti keliru,” terangnya kepada Media Indonesia di Jakarta, Minggu (28/10).

Menurut Adriany, bencana gempa, tsunami dan likuifaksi 28 September 2018 menjadi bukti sejarah betapa model pemerintah daerah melalaikan semua catatan sejarah dan hasil kajian ahli terkait potensi bencana di Sulteng.

"Bencana dan duka mendalam ini menyadarkan kita bahwa menjadikan alam sebagai sahabat hidup merupakan sesuatu yang tidak bisa didebat lagi, dengan alasan apa pun. Terlebih jika hal tersebut terkait dengan rekonstruksi dan penataan pembangunan kota pasca bencana. Saya kira kunci utamanya ada di pemerintah daerah gubernur, wali kota dan bupati,” ungkapnya.

Adriany menyebutkan, salah satu hal yang penting didorong dari sekarang adalah gerakan tanam bakau di sepanjang kawasan pesisir pantai Teluk Palu.

Gerakan tanam bakau itu dipandang penting dilakukan karena dari banyak aspek banyak manfaatnya.

“Semua kita pasti tahu itu tapi selama ini diindahkan karena lemahnya perspektif mitigasi bencana di para pemangku kebijakan daerah,” ujarnya.

Oleh karena itu, ia berharap gerakan tanam bakau itu bisa segera direspons oleh pemerintah daerah, sehingga bisa segera direalisasikan.

Selain itu, Adriany menambahkan, gerakan tanam bakau tersebut dapat diintegrasikan ke dalam program pembangunan dan penataan kawasan.

“Tentunya melalui pendekatan sistem mitigasi bencana sebagai landasan utamanya. Sehingga tidak sekadar jadi program tapi menjadi kebutuhan bersama,” tandas Adriany. (OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya