Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
SEBAGIAN besar wilayah Indonesia berada di pertempuan lempeng bumi yang rawan gempa. Ada pun empat wilayah rawan gempa dengan kekuatan besar yaitu selatan Pulau Jawa, Palu (Sulawesi Tengah), utara Sorong (Papua Barat), dan Nusa Tenggara.
Ahli Geologi dari Universitas Gajah Mada (UGM), Subagyo Pramumijoyo, mengatakan, masyarakat Indonesia perlu tahu soal kerawanan itu. Dari empat wilayah tersebut, Palu serta Donggala berada di lokasi dengan tingkat kerawanan paling parah.
"Karena dua daerah itu berada di zona benturan tiga lempeng besar dunia yaitu Lempeng Indo-Australia, Lempeng Pasifik, dan Lempeng Eurasia," ujar Subagyo di Yogyakarta, Jumat (12/10).
Pergerakan lempeng mengakibatkan pergeseran sesar Palu Koro aktif. Sehingga gempa berskala 7,4 skala Richter mengguncang pada Jumat, 28 September 2018. Sesar Palu Koro membentang dari Teluk Palu, Lembah Koro, lalu menyambung ke arah timur menuju Sesar Matano.
Sementara di bawah Kota Sorong terdapat sesar atau patahan kerak bumi besar. Sesar Sorong merupakan pertemuan dari Lempeng Indo Australian dengan Lempeng Pasifik.
"Sesar ini memanjang dari sisi timur Papua melewati Kota Sorong menuju Banggai Sula," kata dia.
Gempa besar rawan terjadi di Sorong karena Lempeng Benua Australia bergerak dari Selatan ke Utara. Sedangkan Lempeng Samodra Pasifik bergerak dari Timur ke Barat.
Subagyo melanjutkan sepanjang laut selatan rawan gempa akibat pertemuan subduction Kerak Indo Australia dengan Kerak Euro Asia. Posisi Kerak Indo Australia yang menunjam ke bawah Kerak Euroasia menimbulkan gempa.
Terakhir wilayah Nusa Tenggara hingga Selat Madura juga rawan menimbulkan gempa berkekuatan besar. Wilayah ini adalah pertemuan lempeng Indo Australia dengan Lempeng Eurasia.
Menurutnya kerusakan dan korban gempa bisa ditekan jika pemerintah selalu memerhatikan mitigasi bencana saat menyusun tata ruang wilayah. Masyarakat juga perlu diedukasi dan diajarkan bagaimana menyelamatkan diri saat gempa terjadi.
"Seharusnya pemerintah rajin mengadakan pelatihan-pelatihan mitigasi gempa. Lalu mau jujur memberitahu dimana saja wilayah yang rawan gempa pada masyarakat," tutupnya. (Medcom/OL-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved