Headline

PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia

Fokus

MALAM itu, sekitar pukul 18.00 WIB, langit sudah pekat menyelimuti Dusun Bambangan

BNPB Perkirakan 5 Ribu Jenazah Tertimbun Di Balaora dan Petobo

Putri Anisa Yuliani
09/10/2018 16:19
BNPB Perkirakan 5 Ribu Jenazah Tertimbun Di Balaora dan Petobo
(ANTARA)

BADAN Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menduga ada 5 ribu jenazah masih tertimbun di Perumahan Balaroa serta Kelurahan Petobo yang berada di area Kota Palu, Sulawesi Tengah akibat gempa bumi dan prosesnya likuifaksi.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan dalam konferensi pers hari ini, angka tersebut merupakan angka perkiraan yang dikemukakan oleh pemerintah daerah setempat serta berdasarkan perhitungan kasar dari masyarakat yang selamat dari bencana yang terjadi pada 28 September tersebut.

"Ini masih dugaan sementara karena memang sulit untuk memastikan berapa yang hilang atau masih tertimbun. Apalagi juga banyak warga yang berhasil selamat lalu menyebar dan mengungsi yang kita tidak tahu pasti juga berapa jumlahnya," terang Sutopo.

Menurut pencitraan satelit yang dilakukan oleh BNPB area yang terdampak gempa serta likuifaksi di Perumahan Balaroa yakni seluas 47,8 hektare. Sekitar 1.471 unit rumah yang terdapat di perumahan tersebut rusak parah.

Tim sar gabungan menerjunkan lima alat berat guna melakukan evakuasi di Balaroa. Sementara itu di Kelurahan Petobo diperkirakan area yang terdampak adalah seluas 180 hektare. Lalu di area tersebut terdapat 2.050 rumah yang rusak total.

Kondisi yang sama juga dialami oleh Kelurahan Jono Oge di Kabupaten Sigi dimana lahan pemukiman seluas 202 hektare rusak parah akibat terendam lumpur oleh proses likuifaksi. Diperkirakan ada 366 unit rumah tertimbun dan 168 rumah rusak parah akibat gempa. Diduga ada 120 penduduk yang masih tertimbun bangunan serta lumpur.

Aktivitas evakuasi di tiga area serta beberapa area lainnya seperti Kecamatan Kulawi, Kulawi Selatan, Dolo Barat, Dolo Selatan, Pipikoro, Biromaru, dan Lindu akan dimaksimalkan jelang akhir masa tanggap darurat tahap pertama pada 11 Oktober mendatang.

"Pada akhir masa tanggap darurat, evakuasi akan dihentikan. Untuk itu kami maksimalkan proses evakuasi dengan mengalihkan tenaga sar dan relawan dari daerah yang sudah cukup kegiatan sarnya ke daerah yang masih membutuhkan," terangnya. (OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akhmad Mustain
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik