Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Mendikbud akan ke Sulteng Bawa Bantuan Pendidikan

Agus Utantoro
03/10/2018 21:35
Mendikbud akan ke Sulteng Bawa Bantuan Pendidikan
(MI/Abdus Syukur)

MENTERI Pendidikan dan Kebudayaan Muhajir Effendy menegaskan, akibat gempa bumi dan tsunami yang melanda Sulawesi Tengah, tercatat lebih dari 100.000 siswa dan 20.000an guru terpaksa tidak dapat menyelenggarakan proses belajar/mengajar.

''Sampai hari ini, kami mencatat 2.736 sekolah rusak di Palu, Donggala, dan Sigi. Laporan menyatakan sekolah di Kabupaten Sigi paling banyak yang mengalami kerusakan akibat gempa,'' jelas Muhajir usai membuka Festival Inovasi dan Kewirausahaan Siswa Indonesia 2018 di J-Walk, Sleman, Rabu (3/10).

Ia menegaskan, Kementerian belum bisa memastikan berapa data sekolah yang mengalami rusak ringan, berat, maupun rusak total.  

Mendikbud menyatakan Sabtu (6/10) akan berkunjung langsung dengan membawa bantuan pendidikan menggunakan pesawat Hercules TNI AU.

Kementerian memastikan seluruh proses belajar-mengajar bagaimanapun tidak boleh berhenti apapun kondisinya. Karena itu, Kementerian akan segera membangun sekolah darurat di sekitar tempat pengungsian sesuai standar Unicef.

''Kami juga akan mengumpulkan para guru untuk proses motivasi dan trauma healing. Tim trauma sebagian akan kita tarik dari Nusa Tenggara Barat. Demikian juga dari beberapa perguruan tinggi, akan kita kirim juga,'' lanjutnya.

Sedangkan untuk pembangunan kembali sekolah, Kementerian menargetkan dalam satu tahun ke depan semua sekolah yang rusak harus selesai direnovasi. Sebagai dukungan, selain mendirikan tenda darurat, Kementerian akan membangun sekolah darurat dalam waktu 3-4 bulan ke depan.

Khusus sekolah yang rusak total, Kementerian PUPR akan bertanggung jawab penuh. Sedangkan untuk yang rusak ringan, Kemendikbud akan mengambil alih. Tentang tunjang khusus bagi guru yang terdampak gempa, Muhajir juga memastikan pemerintah mempertimbangkan. Sama seperti yang dilakukan di Nusa Tenggara Barat.

''Para siswa, terutama kelas 1-2 harus segera mendapatkan proses pembelajaran. Karena jika terlalu lama, bisa 'mengenakkan' mereka dan menimbulkan pekerjaan tambahan di kemudian hari,'' lanjutnya.

Mengenai berapa jumlah guru yang meninggal akibat gempa, Muhajir mengatakan baru satu guru yang dilaporkan. Namun angka terus meningkat, mengingat proses evakuasi sedang berlangsung. Bahkan beberapa pegawai UPT Kemendikbud di Sulteng juga belum melapor. (X-10)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Victor Nababan
Berita Lainnya