Headline

DPR setujui surpres pemberian amnesti dan abolisi.

Fokus

Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.

Pembangunan Shelter Pengungsi Lombok Dikebut

Bagus Suryo/Yusuf Riaman
31/8/2018 09:50
Pembangunan Shelter Pengungsi Lombok Dikebut
Shelter Pengungsi di Lombok Utara: Pekerja sedang menyelesaikan pembangunan rumah hunian sementara bagi korban bencana gempa bumi di lapangan sepak bola Gondang, Desa/Kecamatan Gangga, Kabupaten Lombok Utara, NTB, Jumat (31/8/2018).(MI/Bagus Suryo)

AKSI Cepat Tanggap (ACT) mempercepat pembangunan rumah hunian sementara bagi korban bencana gempa bumi di Lombok.

Eksekutif Partnership ACT Panca Irawan kepada Media Indonesia, Jumat (31/8), mengatakan bangunan Integrated Community Shelter (ICS) atau hunian sementara itu memanfaatkan lapangan sepak bola Gondang, Desa/Kecamatan Gangga, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Di desa itu ada sebanyak 2.600 pengungsi. Mereka menempati tenda pengungsian sejak 29 Juli 2018. Namun kemampuan anggaran hanya bisa membangun 160 shelter. Karenanya diperlukan pengaturan dengan prioritas korban bencana yang tidak memiliki kepala keluarga, keluarga yang memiliki balita dan penyandang disabilitas. 

Adapun masing-masing keluarga mendapatkan satu unit shelter berukuran 3x4,75 meter persegi sesuai kesepakatan yang melibatkan pemerintah desa dan tokoh agama.

Selain membangun shelter di Desa Gondang, pihaknya juga membangun rumah hunian serupa di sejumlah lokasi yang masih dalam proses perizinan.

"Nantinya ada enam lokasi yang akan dibangun untuk rumah hunian selain di Gangga juga di Sembalun, Sambik Jengkel dan Bayan," tegasnya.

Panca menjelaskan shelter-shelter juga dilengkapi fasilitas umum, yaitu masjid, 6 ruang kelas sekolah, tempat MCK (mandi cuci kakus) dan dapur umum. Pengerjaan diharapkan rampung dalam sepekan ini agar korban bencana mendapatkan tempat yang layak. Selain itu anak-anak agar bisa sekolah.

Sementara itu Ketua Lembaga Amil Zakat, Infak dan Shodaqoh PT Pembangkitan Jawa-Bali Miftahul Huda mengatakan sudah menyalurkan bantuan untuk korban gempa sebanyak Rp400 juta termasuk layanan kesehatan dan pembangunan ACT Rp100 juta.

PJB juga akan membangun rumah tahan gempa. Sekarang proses perencanaan dan realisasinya menyatu dengan PT PLN (Persero).

"Soal teknis pembangunan rumah tahan gempa, kami manut saja dengan PLN," katanya. (OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya