Headline
Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.
Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.
WARGA terdampak gempa 6,9 Skala Richter (SR) di Sembalun Lawang yang berada di kaki Gunung Rinjani, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, menjalankan Salat Idul Adha dengan memanfaatkan sejumlah lokasi, dari halaman bangunan sekolah dasar sampai jalanan.
Mereka masih khawatir akan terjadinya gempa susulan hingga tidak menggunakan rumah ibadah masjid yang ada.
Sejak pukul 06.30 WIB, warga sudah beranjak meninggalkan tenda darurat yang ada di halaman rumahnya untuk menuju lokasi Salat Idul Adha.
Mereka membelah udara dingin yang bisa mencapai angka 10 derajat Celsius, karena kawasan itu sejak Selasa (21/8) sore sampai malam diguyur hujan lebat.
Gema takbir mulai terdengar seusai Shalat Subuh setelah pada malam takbirannya sama sekali tidak terdengar gema takbiran, yang ada hanya keheningan warga yang memilih beristirahat di tenda darurat.
Seperti di SDN 3 Sembalun Lawang, ratusan warga khitmad mendengarkan khotib yang memberikan ceramah memaknai berkurban dan memaknai cobaan dari musibah bencana alam itu.
Khatib Abu Yazid memberikan ceramah mengenai Nabi Ibrahim yang berkorban menjalankan ketaatannya kepada Allah SWT dengan mengurbankan anaknya.
Ia juga mengingatkan adanya musibah bencana alam saat ini merupakan peringatan agar kita tidak lalai menjalankan perintah Allah SWT.
"Kita jangan lalai menjalankan perintahnya," tandasnya.
Ia juga mengajak intropeksi diri penyebab bencana bisa jadi dengan adanya perzinahan, minuman keras dan alat musik yang dijadikan pembukaan sebelum tidur.
"Karena itu, kita kembali lagi kepada Allah SWT, memanggil terus kepada Allah SWT," katanya.
Sementara itu, tokoh pemuda Sembalun Lawang, Rosidin Sembahulun menyebutkan suasana salat Ied kali ini benar-benar berbeda dengan tahun sebelumnya.
"Gempa terus terjadi bahkan pada Selasa malam gempa susulan terjadi kembali. Kita benar-benar tengah mendapatkan ujian," katanya.
Seusai Salat Idul Adha, kegiatan dilanjutkan dengan pemotongan hewan kurban yang berasal dari sumbangan pribadi warga setempat maupun donatur dari Jakarta. (OL-3)
Pada Idul Adha ini, hewan kurban yang disalurkan terdiri dari 11 ekor sapi dan 163 ekor kambing. Dengan sasaran sebanyak 63 lokasi yang tersebar di wilayah eks Karisidenan Surakarta, Gunung Kidul, Grobogan, dan Ngawi.
Kali ini DSM melakukan terobosan unik dengan mengemas daging qurban dengan besek yang terbuat dari bambu yang ramah lingkungan.
Unit Communication & CSR Pertamina MOR I, Rudi Ariffianto mengatakan guna mengantisipasi adanya peningkatan konsumsi jelang Hari Raya Idul Adha, Pertamina MOR I telah menambahkan pasokan sebesar 90.580 tabung per hari sejak tanggal 20 hingga 25 Agustus 2018.
Dari video yang direkam warga pada, Selasa (21/8), sapi putih yang diduga merupakan hewan kurban itu terlihat bebas lari di jalan raya. Mungkin karena ketakutan, sapi tersebut sempat masuk ke dalam toko, sejumlah pengguna kendaraan ada yang memilih berhenti karena khawatir diseruduk sapi yang lepas tersebut.
Pengumpulan dana bantuan sejak dua pekan terakhir dan dijadwalkan akan diserahkan kepada pemerintah Provinsi NTB akhir pekan ini.
Menurut Sri Sultan, Nabi Ibrahim AS mencontohkan mengenai keberhasilan pendidikan anak terletak pada kemampuan orang tua membangun komunikasi yang baik dengan akanya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved