Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Jelang Idul Adha 1439 H, Harga Cabai Dan Bawang Merah Naik di Aceh

Amiruddin Abdullah Reubee
19/8/2018 15:40
Jelang Idul Adha 1439 H, Harga Cabai Dan Bawang Merah Naik di Aceh
(ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas)

MENJELANG Hari Raya Idul Adha 1439 H, harga cabai dan bawang di kawasan Provinsi Aceh, naik. Kondisi demikian sangat memberatkan warga di negeri yang berjulukan Serambi Mekkah itu.

Amatan Media Indonesia di pusat pasar sayur tradisional Pante Teungoh, Kota Sigli, Ibu Kota Kabupaten Pidie, Sabtu (18/8) misalnya, harga cabai merah Rp26.000/kg (kilogram). Itu lebih mahal dari sehari sebelumnya yaitu Rp20.000/kg.

Lalu bawang merah, sehari sebelumnya berkisar Rp16.000 hingga Rp18.000/kg, pada Sabtu 18 Agustus naik menjadi Rp20.000 hingga 22.000/kg. Sementara cabai rawit di Kabupaten Pidie masih bertahan pada level Rp30.000/kg.

"Hari ini berbeda dari kemarin. Mungkin ini berpemgaruh karena permintaan pasar jelang hari raya haji lebih banyak," kata Fajri, pedagang cabai di Pasar Pante Tengoh Sigli.

Lebih parah lagi di Pasar Sayur Peunayong, Banda Aceh, Ibu Kota Provinsi Aceh, harga cabai merah dari sebelumnya Rp25.000/kg, naik menjadi Rp30.000/kg. Sementara cabai rawit dari Rp38.000/kg, naik menjadi Rp45.000/kg.

Kemudian bawang merah dari sebelumnya Rp23.000/kg, kini naik menjadi Rp24.000/kg. Tidak diketahui secara jelas apakah kenaikan tersebut karena stok barang menipis atau akibat permainan pedagang di pasaran.

"Ini sudah menjadi persoalan klasik setiap menjelang Lebaran atau hendak bulan Ramadan, harga barang ramai-ramai naik. Kapan berpihak kepada masyarakat kalau pengusaha terus mencari kesempatan menaikan harga. Pemerintah semestinya lebih peka untuk keluar dari persoalan yang membelenggu itu" turur Nurbaiti, pemerhati masalah harga bahan pokok di Aceh.

Catatan Media Indonesia, tingkat penggunaan bahan bumbu dan pemedas masakan ketika musim Lebaran Haji di Aceh tergolong tinggi. Apalagi dua hari menjelang lebaran di kawasan setempat ada tradisi mameugang (hari penyebelihan) untuk mengkonsumsi lauk daging sapi atau kerbau.

Berikutnya ditambah lagi dengan suasana musim kurban pada hari raya pertama hingga tiga hari berikutnya. Karena itu untuk kebutuhan memasak daging, warga di provinsi bekas tsunami tersebut paling suka mengunakan cabai atau bumbu pedas.

Kondisi demikian bisa berpengaruh terhadap tingginya permintaan cabai dan bumbuasakan lainnya di pasaran wilayah paling barat Indonesia itu.
(OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya