Headline
Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.
MENGHADAPI tantangan ke depan, asuransi juga memerlukan adanya big data asuransi.
"Big data asuransi ini sangat berguna bagi perusahaan asuransi dalam menciptakan produk, harga khusus, dan meningkatkan pemrosesan klaim," kata Direktur PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero) atau IndonesiaRe, Adi Pramana.
Berbicara dalam sebuah seminar nasional yang diselenggarakan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bertema Big Data: Changing The Way of Non Bank Financial Institution (NBFI) Business di Yogyakarta, Senin (13/8), Adi mengemukakan perusahaan sudah seharusnya segera melakukan konsolidasi basis data yang dimiliki dan mengintegrasikannya dengan data eksternal untuk sepenuhnya memanfaatkan big data.
"Ada kebutuhan untuk berkolaborasi antara semua perusahaan untuk menjadi efisien," ujarnya. Jika tidak melakukan hal itu, katanya, biaya investasi akan cukup besar.
Dikatakan, untuk memanfaatkan semua lini database bisnis akan meningkatkan kemampuan industri untuk menciptakan produk dan menyegmentasikan pasarnya. Hal ini akan menumbuhkan industri asuransi di masa depan.
Adi menyebutkan sampai saat ini masih banyak perusahaan yang memiliki database yang terpisah-pisah. "Database adalah suatu keharusan, AAUI sudah memiliki 'AAUI Memeriksa', meskipun masih perlu dioptimalkan," ungkapnya.
Dikatakan, lebih dari 64% anggota AAUI telah terlibat dalam pemasaran digital melalui pemanfaatan situs web perusahaan, aplikasi/agregator digital/seluler.
Selain itu, lebih dari 65% anggota AAUI telah mengadopsi sistem operasi terintegrasi yang mencakup seluruh proses bisnis. Sisanya mengembangkan sistem back end mereka melalui pengembangan in-house atau penggunaan pengembang sistem pihak ketiga.
"Platform digital juga digunakan untuk memasarkan produk asuransi mikro untuk menekan biaya," kata Adi. (A-5)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved