Headline

Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.

Fokus

Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.

Pengungsi di Perbukitan Mengeluh Belum Terima Bantuan

Whisnu Mardiansyah
11/8/2018 11:30
Pengungsi di Perbukitan Mengeluh Belum Terima Bantuan
(MI/RAMDANI)

KECAMATAN Kayangan salah satu wilayah terdampak terparah gempa 7.0 skala richter (SR) di Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB). Akses menuju beberapa desa di wilayah perbukitan ini terputus karena gempa.  

Seperti Dusun Tangga, Desa Sangiang, Semenjangkal Timur dan Dusun Lokamandi, Desa Selengan, Kecamatan Kayangan. Gempa membuat jalan menuju desa tersebut tertutup beberapa titik longsor.

Kepala Seksi dan Kesejahteraan Rakyat Desa Selengen Sobrun Wahid mengaku belum menerima bantuan sejak gempa terjadi Minggu (5/8). 

"Setelah saya turun lokasi saya tanya satu gelas pun air mineral belum mereka terima," kata Sobrun kepada Medcom.id di Desa Selengan, Kecamatan Kayangan, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, Jumat (10/8).

Masyarakat di desa itu kesulitan mencari air bersih. Alhasil, mereka terpaksa menggunakan air endapan yang kotor untuk kebutuhan sehari-hari, termasuk konsumsi. Sobrun berharap pemerintah segera menemukan solusi membuka akses transportasi agar bantuan tersalurkan.

"Mereka butuh air minum, makanan siap saji dan tenda. Tapi akses masuknya juga enggak bisa," jelas Sobrun.

Desa Selengan terdiri dari empat dusun dengan jumlah warga sekitar 1000 kepala keluarga. Hampir 99 persen masyarakat tinggal di tenda pengungsian karena kediaman mereka rata dengan tanah. 

Wilayah Kecamatan Kayangan, Kabupaten Lombok Utara berjarak kurang lebih 35 kilometer dari Kecamatan Tanjung yang menjadi pusat Kabupaten Lombok Utara. Waktu tempuh dari Kecamatan Tanjung menuju Kecamatan Kayangan sekitar satu jam menggunakan kendaraan roda dua.

Di sepanjang jalan di Kecamatan Kayangan semua bangunan hampir rata dengan tanah. Bak kota mati wilayah ini ditinggal penghuninya ke wilayah perbukitan yang lebih tinggi karena khawatir ancaman tsunami yang sempat dikeluarkan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika. 

Komandan Satuan Tugas Penanggulangan Gempa Lombok Kolonel Ahmad Rizal Ramdhani mengatakan timnya kini mencoba menggunakan akses jalur udara untuk menyalurkan bantuan ke wilayah-wilayah tersebut dengan helikopter. 

"Dua kami dorong kesana memberikan bantuan obat-obatan makanan dan selimut kemudian tenda sebagian dan alat-alat mandi," ucap Rizal di Posko Terpadu Lapangan Tanjung, Lombok Utara. (Medcom/OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya