Luhut Tinjau Sejumlah Infrastruktur untuk Kepentingan IMF di Bali

Arnoldus Dhae
08/8/2018 14:40
Luhut Tinjau Sejumlah Infrastruktur untuk Kepentingan IMF di Bali
(ANTARA)

MENTERI Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan meninjau sejumlah infrastruktur yang berhubungan dengan kepentingan IMF di Bali, Rabu (8/8). 

Beberapa infrastruktur yang disambangi Luhut antara lain Parung Garuda Wisnu Kencana (GWK) yang berlokasi di Desa Ungasan, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, Bali. 

Saat mengunjungi GWK, Luhut menghadiri upacara penyucian GWK secara adat Hindu Bali atau yang dalam bahasa Bali disebut mlaspas. 

Upacara tersebut dihadiri Gubernur Bali Made Mangku Pastika, maestro Nyoman Nuarta, Komisaris Utama Sang Nyoman Suwisma serta pejabat terkait lainnya.

Menurut Luhut, GWK dibangun selama 28 tahun, dan tahun ini baru bisa diselesaikan dengan total anggaran Rp1,5 triliun di atas lahan seluas 60 hektare. 

"Kini kondisinya sudah mencapai 99% dan masih ada waktu untuk menyelesaikan. Presiden Joko Widodo akan meresmikan GWK ini pada tanggal 22 Septemper 2018," ujarnya. 

Ia berharap, GWK akan menjadi venu utama yang akan dikunjungi oleh para delegasi IMF dan World Bank saat Annual Meeting di Nusa Dua Bali pada Oktober mendatang. 

Selain itu, GWK diharapkan bisa menjadi World Culture Forum (WCF) yang akan dikunjungi oleh para delegasi dunia di masa yang akan datang.

Selain meninjau GWK, Luhut juga meninjau Pelabuhan Benoa Bali. Saat di Pelabuhan Benoa, Luhut meminta agar proses pendalaman alur pembangunan terminal dipercepat. Saat ini pendalaman alur sudah mencapai 12 meter dari target semual 15 meter. 

Sementara pengerjaan terminal terus dikebut. Dari progres yang sudah, Luhut menjamin semuanya akan diselesaikan tepat waktu yakni sampah pada akhir September 2018. Sementara alur dan kedalaman alur saat sudah bisa dilewati kapal berkapasitas 300 GT yang berukuran besar dengan daya angkut lebih dari 2 ribu orang.

Luhut juga memerintahkan agar otoritas terkait membersihkan Pelabuhan Ikan, terutama ratusan kapal bekas terbakar, dan ratusan kapal hasil tangkapan KKP terhadap aksi pencurian ikan di laut. 

"Ada ratusan kapal harus dibersihkan. Sebab kalau tidak akan kelihatan jorok sekali pelabuhan ini," ujarnya. 

Terkait dengan kapal yang menjadi barang bukti hasil tangkapan KKP, Luhut berjanji akan segera berkoordinasi dengan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, apakah kapal-kapal itu bisa dilelang atau tidak. 

Kalau tidak bisa dilelang maka harus dimusnahkan atau dipotong-potong agar Pelabuhan Benoa tidak kelihatan jorok seperti sekarang ini.

Selain meninjau GWK dan Pelabuhan Benoa, Luhut juga memantau langsung pembangunan pengolahan sampah di Suwung dan perluasan apron Bandara Ngurah Rai Bali. Semua pembangunan infrastruktur yang berhubungan dengan IMF dan World Bank telah menunjukkan kemajuan yang luar biasa. 

Reklamasi Bandara Ngurah Rai sangat cepat. Tahap pertama sudah hampir selesai dilaksanakan. Nanti akan diselesaikan dalam tahap kedua. 

"Masih ada waktu untuk penyelesaiannya," ujarnya. (OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya