Headline
Perekonomian tumbuh 5,12% melampaui prediksi banyak kalangan.
Perekonomian tumbuh 5,12% melampaui prediksi banyak kalangan.
GUBERNUR Nusa Tenggara Barat (NTB) M Zainul Majdi atau yang akrab disapa Tuan Guru Bajang (TGB) menegaskan bahwa alur penanganan bencana harus sistematis dan terencana mengingat luasnya wilayah bencana dan banyaknya korban yang berjatuhan dari gempa bumi di wilayah Lombok dan sekitarnya.
TGB sendiri menjelaskan dirinya sudah mengunjungi lokasi bencana dan menengok para korban.
“Ya tadi sejak semalam (Minggu, (5/8)) saya mengunjungi RSUP dan langsung menuju Lombok Utara tepatnya di depan kantor Bupati KLU melihat langsung pelaksanaan tangga bencana,” tutur TGB di sela rapat rencana aksi cepat tanggap bencana, di Mataram, NTB, Senin (6/8) malam.
TGB menegaskan per hari ini akan segara dirumuskan tanggap bencana yang baik oleh masing-masing organisasi perangkat daerah (OPD) yang turun langsung ke lapangan.
Sebab menurut dirinya wilayah terdampak gempa cukup luas, sehingga tidak mungkin untuk diserahkan pada instansi tertentu. Walaupun sudah diturunkan pasukan, ia menilai hal itu masih tidak cukup memadai untuk mengatasi masalah.
Gubernur berharap kepada instansi vertikal untuk turun membantu tim di lapangan, sehingga perlu koordinasi dan integrasi di antara pihak terkait.
Gubernur juga menyampaikan saatnya sumber daya OPD untuk memaksimalkan kemampuannya untuk beramal jariyah, untuk memaksimalkan tanggap bencana baik untuk rekonsiliasi maupun rekontruksi.
"Instruksi saya sekolah masih diliburkan sampai batas waktu yang belum ditentukan, yaitu setelah pengecekan bangunan sekolah," tegas TGB.
Dalam kesempatan tersebut Kapolda NTB, Brigjen Rachmat Juri, juga menyampaikan proses evakuasi para wisatawan asing yang berada di Gili Trawangan, Gili Air dan Gili Meno terkendala transportasi.
Kapolda berharap seluruh armada transportasi yang dimiliki pemerintah dapat dikerahkan untuk mengatasi hal tersebut. Selain armada transportasi, perlu posko di Bandara yang representatif untuk para wisatawan asing dan dibutuhkan personil untuk mengarahkan.
Rachmat juga menyampaikan terkait pendirian tenda, masyarakat mengharapkan tendanya didirikan tidak jauh dari pemukiman mereka. Salah satu alasannya adalah agar dapat menjamin keamanan harta mereka, juga untuk memastikan pembangunan kembali rumah mereka dapat dilakukan secara bertahap.
Adapun terkait kebutuhan makanan, Kapolda mengimbau seluruh pihak untuk melayani masyarakat terdampak semaksimal mungkin. Diharapkan semua pihak harus saling membantu dan menolong atas nama kemanusiaan.
Di sisi lain, Pangdam Udayana Mayjen Benny Susianto mengingatkan bahwa Gubernur NTB telah mengeluarkan SK terkait perpanjangan masa tanggap darurat. SK tersebut harus laksanakan sesuai mekanisme, agar semua korban dapat tertangani secara keseluruhan serta semua potensi daerah dapat dikerahkan untuk para korban.
Untuk arus distribusi bantuan, ia menegaskan sejauh ini tidak ada penumpukan bantuan dan semuanya disalurkan ke para korban secara merata.
“Tidak ada penumpukan bantuan,” ungkapnya.
Dalam hal pelayanan terhadap korban, Pangdam menegaskan agar pelayanan medis dapat segera dilakukan, dengan bekerjasama dengan semua pihak. Bahkan saat ini, TNI telah membangun rumah sakit lapangan untuk melayani para korban.
Pelayanan lain yang harus segera dilaksanakan adalah terkait dengan kebutuhn makanan, dengan mendirikan dapur umum. Selain itu, kebutuhan air bersih dan MCK perlu segera diadakan.
“Tahap rehabilitasi, apa yang perlu kita lakukan, rekonstruksi, barak barak, kebutuhan dasar, perlu kita pikirkan,” ungkapnya.
Hal lain yang menurutnya juga menjadi perhatian terkait upaya penyelamatan korban. Khususnya yang masih tertimbun reruntuhan bangunan yang juga membutuhkan eskavator. Sementara terkait evakuasi wisatawan di tiga Gili, menurutnya dibutuhkan kapal yang lebih besar, mengingat ada ribuan wisatwan yang ada di wilayah tersebut. (OL-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved