Headline

Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.

Pesisir Selatan Pilih Jagung Jadi Komoditas Unggulan

Yose Hendra
03/8/2018 19:55
Pesisir Selatan Pilih Jagung Jadi Komoditas Unggulan
(ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas)

PEMERINTAH daerah (Pemda) Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), Sumatra Barat, melalui  Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (Ditanhorbun) ingin  menjadikan jagung sebagai komoditas unggulan setelah padi.

Kepala Distanhorbun Pessel, Jumsu Trisno mengatakan, dilihat dari  capaian produksi yang selalu meningkat sejak tiga tahun terakhir,  menjadikan Pessel menjadi sentra jagung terbesar ke dua di Sumbar,  setelah Pasaman Barat.

"Karena dijadikan komoditas unggulan, sehingga berbagai program yang  dikembangkan dapat diterima dan juga berkembang di daerah ini. Hal itu  dapat dilihat dari capaian produksi yang selalu meningkat sejak tiga  tahun terakhir," bilangnya, Jumat (3/8).

Dijelaskanya bahwa peningkatan produksi itu bukan saja berasal dari  hasil penan pengembangan tananam jangung melalui program yang dilakukan,  tapi juga dari produksi lahan petani yang dilakukan secara mandiri.

"Tahun 2017 produksi jagung Pessel sebesar 169.101,60 ton. Ini  berdasarkan luas panen seluas 20.828,60 hektare. Angka itu mengalami  peningkatan dibanding tahun sebelumnya. Sebab tahun 2016 produksi jagung Pessel baru mencapai 158.159,50 ton, dari luas panen 19.846 hektare. Jika dibandingkan dengan tahun 2015, peningkatan di tahun 2016 itu cukup  tinggi, sebab di tahun 2015 itu, produksi jagung Pessel hanya 108.894  ton dari luas panen 12.916 hektare," ungkapnya.

Agar jagung tidak hanya dijadikan sebagai bahan komoditi utama untuk  pakan ternak, sehingga pihaknya juga berupaya pula menciptakan tenaga  yang terampil mengembangkan jagung menjadi berbagai olahan makanan.

"Ke depan kita juga akan berupaya menciptakan tenaga yang terampil untuk  mengambangkan jagung bisa menjadi berbagai olahan makanan. Melalui upaya  ini, sehingga petani tidak hanya terpaku menjual jagung dalam bentuk  pipilan saja, dan tentu akan lebih memberikan keuntungan yang besar,"  ungkapnya.

Salah satu upaya yang dilakukan agar harapan itu tercapai adalah melalui kerja sama kelompok tani, dengan TP PKK yang ada, baik di tingkat  daerah, kecamatan hingga ke tingkat nagari.

"Tapi tidak tertutup pula kemungkinan kita membangun kemitraan dengan  balai-balai penelitian dan pengolahan hasil pertanian, atau dengan cara  mengirim petani jagung untuk magang bagaimana cara pengelolaan jagung ke  daerah lain," pungkasnya. (A-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Agus Triwibowo
Berita Lainnya