Menteri Anies Pantau UN di Surakarta

MENTERI Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan memantau pelaksanan ujian nasional sekolah menengah pertama di Kota Surakarta, Jawa Tengah, hari ini.
 
Anies mengatakan persiapan UN SMP, utamanya distribusi soal berjalan dengan lancar. Namun, ia mengingatkan para guru untuk menjaga integritas dalam pelaksanaan UN SMP. "Jika ada kebocoran soal UN, jangan hanya diam dan mendiamkan saja," katanya di SMP Negeri 10 Surakarta.

Menurut Anies, terjadinya kebocoran UN bukan semata-mata karena banyak orang jahat, melainkan juga karena banyak orang baik yang diam dan mendiamkan. Padahal, orang yang membocorkan soal UN sama dengan pengkhianat.

Saat ini, lanjut dia, lebih dari 70% sekolah belum memenuhi standar minimal pelayanan pendidikan. Namun, yang paling penting sekolah itu bisa melaksanakan proses belajar mengajar dengan baik.
 
"Jika sekolah sudah mampu melaksanakan proses belajar mengajar, sekolah itu sudah bisa melaksanakan UN," tambahnya.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan secara terus-menerus akan melakukan perbaikan dan meningkatkan kualitas pelaksanaan UN. Salah satunya adalah dengan menerapkan UN berbasis komputer (computer based test/CBT). Sistem ini dinilai mampu menjaga integritas pelaksana dan meminimalisasi kebocoran soal.

Anies mengingatkan agar jangan keliru menyebut dengan komputer terjadi kebocoran soal, yang bocor itu justru paper based test (PBT). Karena kalau komputer servernya menyimpan ratusan naskah soal dan berbeda-beda.

"Kita nanti akan menuju ke sana semuanya, tetapi harus dibenahi juga infrastrukturnya," tegas dia.

Berdasarkan data Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Surakarta, UN SMP tahun ini diikuti oleh 11.173 siswa. Mereka berasal dari 83 SMP negeri dan swasta, termasuk Madrasah Tsanawiyah (MTS) dan sekolah luar biasa. Dari jumlah itu dua SMP menerapkan UN CBT, yakni SMP Negeri 1 dan SMP Negeri 4. (N-3)