Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
BADAN Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika menegaskan bahwa suhu udara dingin yang terjadi di sejumlah kota di Indonesia bukan disebabkan fenomena aphelion.
"Sebenarnya fenomena aphelion ini adalah fenomena astronomis yang terjadi setahun sekali pada kisaran bulan Juli. Sementara itu, pada waktu yang sama, secara umum wilayah Indonesia berada pada periode musim kemarau. Hal ini menyebabkan seolah aphelion memiliki dampak yang ekstrem terhadap penurunan suhu di Indonesia," ujar Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Mulyono R Prabowo, dalam keterangan persnya, kemarin.
Suhu udara dingin merupakan fenomena alamiah yang terjadi di bulan-bulan puncak musim kemarau, yakni pada Juli-Agustus. Berdasarkan pengamatan BMKG di seluruh wilayah Indonesia pada 1-5 Juli, suhu udara kurang dari 15 derajat celsius, tercatat di beberapa wilayah yang seluruhnya berada di dataran tinggi.
Pendapat sama juga disampaikan peneliti dari Observatorium Bosscha, Mohamad Irfan. "Waktu aphelionnya benar, tapi itu bukan penyebab udara terasa lebih dingin. Penyebab udara dingin karena saat ini Indonesia sedang memasuki musim kemarau," terangnya.
Pendapat serupa juga dikemukakan Kepala Kelompok Data dan Informasi Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta, Joko Budiono. Menurutnya, penyebab udara dingin ini ialah saat ini Australia memasuki musim dingin sehingga angin yang berasal dari Australia juga bersifat dingin dan kering. "Suhu dingin yang terjadi merupakan hal wajar sebagai salah satu karakteristik dari musim kemarau," ujarnya.
Dia menyebutkan, suhu terendah di Daerah Istimewa Yogyakarta pada Kamis (5/6) malam mencapai 18 derajat celsius.
Cuaca ekstrem dengan suhu sangat rendah juga terjadi di kawasan Dieng, Banjarnegara, Jawa Tengah. Suhu udara diperkirakan mencapai 0 derajat hingga -5 derajat celsius.
Ada puluhan hektare lahan terkena bun upas atau embun beku di wilayah setempat. Kepala Desa Dieng Kulon, Slamet Budiono, mengatakan bahwa dalam beberapa hari terakhir sudah mulai muncul bun upas. "Embun berada di areal tanaman kentang memutih semua. Menjadi butiran es," jelas Slamet.
Menurutnya, fenomena bun upas ini terjadi hampir setiap tahun di kawasan Dieng, dengan ketinggian di atas 2.000 meter di atas permukaan laut.
Kepala Stasiun Geofisika BMKG Banjarnegara, Setyoajie Prayoedhie, membenarkan munculnya fenomena embun es di Dieng disebabkan perubahan suhu sangat signifikan pada awal musim kemarau. "Munculnya embun es ini berdampak buruk pada petani kentang di Dieng," ujarnya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved