Headline
Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.
Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.
Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.
SETELAH bisa terbebas dari aksi teror dan penindasan dari Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB), masyarakat Tembagapura, Papua, melakukan pesta adat syukuran 'bakar batu' .
Bertempat di Banti-2, tepatnya di depan SD dan SMP Inpres WAA yang dibakar oleh KKSB/OPM pada 23 Maret lalu, Jumat (13/4) kemarin, warga dari tujuh kampung berkumpul untuk mengucap syukur atas terbebasnya dari teror dan penindasan KKSB.
Selama ini, KKSB menguasai kampung, menindas, dan merampas kebebasan warga, antara lain Kampung Utikini, Longsoran, Kimbely, Banti -1, Banti-2, Takabera, dan Opitawak.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya bahwa KKSB menduduki wilayah tersebut telah melakukan pengrusakan terhadap jalan-jalan penghubung menggunakan eskavator dengan menyandera operatornya.
Titik lokasi yang dirusak ialah jalur dari Utikini ke Tembagapura, dan jalur penghubung antara kampung yang satu dengan kampung lainnya, melakukan pembakaran terhadap fasilitas sosial berupa gedung sekolah, rumah sakit, serta rumah warga yang sebagian dibangun atas bantuan pemerintah dan PT Freeport.
Sedikitnya, 900 sampai 1000 orang warga hadir pada acara tersebut, sekitar seratusan orang lebih di antaranya adalah anak-anak sekolah SD dan SMP Impres WAA yang gedung sekolahnya ludes dibakar KKSB, beberapa waktu yang lalu.
Bahkan, sejak peristiwa penyanderaan sekitar 1.300 warga pada November 2017 lalu, anak-anak sekolah tersebut sama sekali tidak bisa melakukan aktivitas belajar mengajar, karena seluruh guru-guru mereka telah mengungsi.
Pada insiden Maret lalu, gedung sekolah kebanggaan mereka yang dibangun atas program Inpres dengan fasilitas modern di tengah-tengah hutan belantara Tembagapura, sekarang hanya tersisa puing-puing setelah habis dibakar KKSB bersama Rumah Sakit WAA Banti.
"Ini adat kami orang Papua, setelah dapat bencana dan sekarang kami bebas kami mengucap syukur kepada Tuhan, maka kami minta kepada Komandan Satgas (Kolonel Infanteri Frit Pelamonia) supaya kami melaksanakan upacara adat Bakar Batu. Puji Tuhan, kami dapat bantuan babi dari TNI/Polri juga dari PT Freeport," kata Johanes Jamang, Kepala Desa Banti-1.
Setidaknya, 15 ekor babi sumbangan dari TNI/Polri serta PT Freeport Indonesia (FI) untuk mendukung upacara adat bakar batu tersebut. Dua ekor di antaranya merupakan hadiah khusus dari Danbrigif 20/IJK selaku Dansatgas, Kolonel Pelamonia.
Sambil menunggu proses bakar batu, anak-anak sekolah berkumpul bersuka ria. Sembari mengibarkan Bendera Merah Putih, mereka menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan lagu-lagu nasional lainnya, seperti Dari Sabang Sampai Meroke, Berkibarlah Benderaku, Sorak-sorak Bergembira, Syukur, dan lagu-lagu lainnya yang menggugah semangat.
Selain itu, beberapa prajurit TNI memandu mereka dalam permainan outbond, berbagai permainan dengan unsur lomba mereka ikuti dengan semangat dan gembira. Terlintas dari raut wajah anak-anak Papua generasi emas penerus bangsa, semangat dan keceriaan seakan menutupi luka pilu di dada mereka, betapa selama ini kebebasan dan kemerdekaan mereka dirampas oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
"Kami semua menangis sekolah kami dibakar oleh orang hutan (sebutan warga setempat terhadap KKSB)," papar Elfinus Magal, 15,Siswa kelas 8 SMP WAA menuturkan dengan mata berkaca-kaca.
"Kami masyarakat di kampung ini, ada tujuh kampung di sini minta kepada Pemerintah supaya bangun kembali sekolah dan rumah sakit di sini," tutur Seprianus Omabak, Kepala Kampung Opitawak. "Harus cepat, tidak boleh ditunda-tunda, rakyat butuh, anak-anak, mama-mama butuh," imbuh Seprianus.
Hadir pada upacara adat bakar batu tersebut antara lain: Yohanes Jamang Kepala Desa Banti-1; Seprianus Omabak Kepala Desa Opitawak; Tokoh Masyarakat: Kolinus Beanal, Enis Magal, Derek Alom, Yoni Magal, Kornelis Magal, Soni Waker, Jember Jamang, Anajome Magal, Moap Magai, Yulianus Magai, Simon Omaleng; Tokoh Agama: Pdt. Hengky Magal, Ruben Omaleng, Pdt. Sem Magal, Pdt Opniel Magal; Tokoh Pemuda: Stevi Omabak, Detenus Natkime. (RO/OL-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved