Headline
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.
SEMPURNA dan keren. Dua kata itu sepertinya pas untuk menggambarkan akhir dari ajang Batam Jazz Fashion (Bajafash) 2018. Pertunjukannya keren. Artis-artisnya top. Barisan penontonnya pun dipenuhi orang-orang berpengaruh.
Di barisan depan, ada Dwi Ria Latifa, anggota DPR Dapil Kepulauan Riau. Di barisan lainnya, ada Kapolda Kepri, Irjen Pol Drs Didid Widjanardi. Ada juga Kepala BP Batam, Lukita Dinarsyah Tuwo, dan dua pejabat eselon dua Kementerian Pariwisata, yakni Masruroh, Asisten Deputi Pengembangan Pemasaran I Regional I, dan Guntur Sakti, Kabiro Komblik di Sekretariat Kemenpar.
Semuanya membaur jadi satu di antara ratusan kerumunan penyuka musik jazz. Bahkan Dwi Ria Latifa sampai rela duduk di atas rumput hanya untuk menyaksikan penampilan Steve Thornton dan Glenn Fredly.
"Ini benar-benar gila. Semua enjoy, semua happy. Batam benar-benar dikepung wisatawan. Okupansi Batam View Beach Resort mencapai 100%," terang Anddy Fong, GM Batam View Beach Resort, Sabtu (18/3).
Anddy memang tak asal bicara. Dalam dua hari terakhir, setidaknya ada empat hal menarik yang diburu wisatawan yang mayoritas berasal dari Singapura dan Malaysia itu.
Pertama, Bajafash 2018 menyajikan pertunjukan spektakuler yang dimeriahkan musisi jazz profesional dari berbagai negara. Dari Indonesia ada Glenn Fredly dan Baku Cakar, Balawan dan Batuan Etnik, Syaharani, serta Soukma.
Adapun dari Malaysia, ada penyanyi legendaris Khadijah Ibrahim, Siel, dan Slef Trio. Dan dari Singapura, ada Rudy Djoe. Itu belum termasuk Steve Thornton dari Amerika dan Janine Annice dari Inggris.
Nomor duanya, ada klinik musik bertajuk 'Music Camp' dengan mentor ternama. Di sini para peserta dari berbagai negara bisa melihat langsung para mentor beraksi memainkan alat musik di hadapan mereka pada saat jam session.
Nama besar seperti Indro Hardjodikoro (bass class), Balawan (guitar class), Andy Gomez (piano class), Zahid Ahmad (drum class), Azmi Hairudin (saxophone class), Stan Calvin (tabla and music Apps), selalu setia menemani. Peserta juga bisa menggali ilmu dari Steve Thornton (percussion class). Kegiatan itu berlangsung dua hari dan ditutup dengan sajian sunset jazz.
Ketiga, ada peragaan busana dari perancang berbakat. Koleksi-koleksi terbaik dari Chossy Latu, Arturro dari Seminyak Bali, Wieke Dwiharti, Didit Jarit, Anda Nasution, Decy Tyramona, ikut ditampilkan ke hadapan wisatawan.
Dan nomor empat, ada dialog terbuka tentang industri musik dan fesyen Asia Tenggara. Dialog itu pun menghasilkan komitmen dari para pihak pengambil kebijakan termasuk negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura untuk bersatu dan bekerja sama melahirkan solusi-solusi untuk peningkatan industri kreatif.
"Rangkaian acaranya keren-keren semua. Show-nya juga top. Penutupan yang menampilkan Steve Thornton dan Glenn Fredly benar-benar sempurna," tutur Lukita Dinarsyah.
Glenn, yang menutup Bajafash, juga tampil ciamik. Selama 1,5 jam, Glenn tak pernah berhenti menyuguhkan penampilan spektakuler. Karya-karyanya dikulik habis. Tak ada yang minor, semuanya terasa sangat jazzy.
"Terima kasih Batam. Satu hal yang pasti, Indonesia punya banyak pantai yang keren. Saya baru balik dari pantai di Indonesia timur. Sekarang di Batam lihat pantai lagi. Biru banget. Keren," ungkapnya.
Asisten Deputi Pengembangan Pemasaran I Regional I Kemenpar yang ikut menyaksikan langsung aksi Glenn Fredly tadi langsung melayangkan emoji dua jempol untuk Glenn.
"Ini pertama kali saya nonton jazz dengan anggota DPR RI sambil duduk di atas rumput. Ditambah lagi ada pesan pariwisatanya, surprise jadinya. Terima kasih Glenn," terang Masruroh. (RO/OL-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved