Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
UPAYA evakuasi satwa dilindungi harimau sumatra (panthera tigris sumatrae) betina yang diberi nama Bonita di Sinar Danau Dusun Simpang Kanan, Desa Tanjung Simpang, Kecamatan Pelangiran, Kabupaten Indragiri Hilir, Riau, terus dilakukan.
Tim gabungan Polres Indragiri Hilir, TNI AD, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, World Wide Fund (WWF), dan pemerintah setempat mendirikan dua posko dan mengerahkan masing-masing dua penembak jitu (sniper) di setiap posko siaga harimau tersebut.
Sebelumnya, konflik antara harimau sumatra di daerah itu mengakibatkan dua warga yakni Jumiati dan Yusri Efendi tewas mengenaskan diterkam harimau Bonita. Adapun seorang warga lainnya terluka akibat serangan harimau tersebut.
"Kepala BBKSDA Riau meminta bantuan sniper dari TNI dan Polri," ungkap Kapolres Indragiri Hilir, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Christian Rony, Kamis (15/3).
Dia menjelaskan, saat ini proses evakuasi sudah masuk pada tahap ketiga, yang mana tahap pertama dengan alat perangkap (box trap) dan umpan. Tahap kedua ditambah dengan obat bius. Sedangkan pada tahap ketiga dilengkapi dengan peluru tajam untuk melumpuhkan. Adapun posko siaga penanggulangan harimau akan diberlakukan mulai hari ini hingga tujuh hari ke depan.
"Pembentukan tim terpadu dan posko siaga ini untuk menindaklanjuti keluhan dan keresahan masyarakat yang tidak bisa beraktivitas akibat konflik harimau," jelasnya.
Sementara Kepala BBKSDA Riau, Suharyono, mengatakan, perilaku harimau tersebut sudah diamati BBKSDA bersama WWF sejak 2017. Kegiatan observasi yang didukung oleh Polri dan pihak terkait, termasuk mengamati perilaku khusus hewan yang diduga menjadi tersangka dan dinamai Bonita.
"Perilaku Bonita sudah menyimpang, berbeda dengan perilaku harimau pada umumnya," jelas Suharyono.
Harimau Bonita, lanjutnya, sudah tidak merasa risih dengan keberadaan manusia di sekitarnya. Bahkan berulang kali harimau Bonita memperlihatkan diri dengan santai kehadirannya di tengah permukiman warga.
"Memang sudah sering menampakkan diri tetapi kita masih belum ada kesempatan untuk penembakan bius," jelas Suharyono.
Dia menambahkan, penembakan bius harus dilakukan dengan cara terukur dan dosis yang benar. Pasalnya, setelah bius ditembakkan harimau harus dapat segera ditangkap sehingga tidak melarikan diri dan menyebabkan timbulnya masalah lainnya.
Sejauh ini, tim gabungan telah memasang sebanyak 12 box trap berisikan umpan kambing dan sebanyak 15 kamera trap untuk keperluan observasi aktivitas harimau tersebut. Tim berusaha sebaik mungkin untuk menangkap harimau Bonita dalam kondisi hidup untuk selanjutnya dilakukan evakuasi dan memindahkannya ke kawasan konservasi harimau sumatra.
Sementara itu, tersiar rumor terkait mengamuknya harimau betina Bonita yang mengakibatkan dua korban tewas, sejumlah warga sekitar mendengar gosip harimau itu mengamuk lantaran anaknya hilang karena ditangkap warga yang menjadikannya sebagai bahan makanan. Namun isu tersebut dibantah pihak kepolisian yang telah melakukan pengecekan terhadap kabar tersebut.
"Setelah kita cari tahu informasi dan penyelidikan, kabar itu tidak benar," jelas Kapolsek Pelangiran, Iptu Muhammad Rafi. (OL-1)
Harimau Sumatra merupakan satwa dilindungi di Indonesia berdasarkan UU nomor 5 Tahun 1990 tentang konservasi sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya.
Penyebabnya adalah harimau Sumatra merasa lebih rileks selama tidak ada pengunjung. Di habitat aslinya, harimau Sumatra merupakan hewan soliter yang selalu sendirian dalam kehidupannya.
Kedua satwa tersebut kini telah dinyatakan pulih meski masih dalam pemantauan atau observasi dari Unit Pengelola Taman Margasatwa Ragunan Distamhut Provinsi DKI Jakarta.
Seekor bayi harimau Sumatra, spesies yang terancam punah, lahir di kebun binatang Polandia, Jumat (24/7).
Harimau Sumatra hanya ditemukan di petak-petak hutan di Pulau Sumatra Indonesia.
Anak pasangan Tila dan Kasih lahir pada Januari dan menghabiskan 3 bulan pertama di area khusus, bermain tanpa henti bersama kedua orangtuanya.
Keduanya adalah Hari dan Tino, dua ekor Harimau Sumatra, yang didiagnosa positif covid-19 pada 15 Juli lalu.
Dalam rekaman video itu, beberapa ekor harimau melintas di depan jebakan kamera. Bahkan, seekor dari mereka menemukan lensa tersembunyi dan mendekat untuk menyelidiki.
Bayi harimau itu ditemukan tewas di Lahore Zoo pada 30 Januari 2021, empat hari setelah keduanya diperkirakan terpapar virus panleukopenia
Ini juga merupakan kali pertama anak harimau dilahirkan di Kuba dalam tempo lebih dari 20 tahun.
Anak harimau, yang lahir pada Sabtu (28/8), merupakan yang keempat lahir di kebun binatang yang berada di Masaya, 30 kilometer di selatan ibu kota Managua.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved