Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Indahnya Jembatan Layang di Kota Batam

Sugeng Sumariyadi/Hendri Kremer
05/3/2018 12:59
Indahnya Jembatan Layang di Kota Batam
()

ADA yang berbeda di Kota Batam, Kepulauan Riau, sejak Desember 2017 lalu. Sebuah jembatan layang sepanjang 460 meter dengan lebar 32 meter berdiri kokoh di Simpang Jam.

Pengoperasian fly over Simpang Laluan itu pada 21 Desember 2017 mampu menuntaskan persoalan kemacetan parah di Simpang Jam. Kemacetan yang selalu terjadi pada jam-jam sibuk, berangkat dan pulang kerja.

Keberadaan jembatan bentang panjang ini juga menambah keindahan Kota Batam. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tidak hanya membangun beton raksasa semata.

"Kami menambahkan ornamen khas Melayu, sebagai upaya memberi nilai tambah fly over. Kami mengakomodasi kearifan lokal untuk menambahkan estetika jembatan layang ini," papar Heru Setiawan, Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Wilayah 1 Kepulauan Riau, di Batam.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono sepakat dengan anak buahnya. "Kehadiran infrastruktur jembatan, selain memperlancar arus lalu lintas juga perlu dibuat indah dengan memasukan elemen budaya lokal. Kehadiran jembatan pun bisa menjadi kebanggaan masyarakat dan menambah estetika kota," ujarnya saat mengunjungi Kota Batam, akhir pekan lalu.

Dari total panjang jembatan 460 meter, program beautifikasi dilakukan pada konstruksi sepanjang 165 meter. Di siang hari, jembatan layang Laluan Madani terlihat indah dengan ornamen pada dinding pondasi. Di malam hari keindahan itu dipadukan dengan lampu atraktif, yang terus berganti warna.

Kepala Balai Pelaksanaan Jalan IV, Ditjen Bina Marga Junaidi menambahkan untuk membuat ornamen di jembatan layang ini, pihaknya melibatkan Lembaga Adat Melayu (LAM). "Setiap ornamen memiliki filosofi dalam adat melayu."

Pada dinding jembatan layang, ada ornamen pucuk rebung. Ini berarti filosofi harapan baik karena bambu merupakan pohon yang tidak mudah tumbang oleh tiupan angin.

Ornamen Lebah Bergayut mencerminkan tentang rumah lebah madu yang dulu banyak terdapat di Bumi Melayu Riau. Kemudian pada pilar jembatan terdapat ornamen besar berbentuk Bunga Tudung yang melambangkan perlindungan atau pengayoman.

Atasi kemacetan

Pada waktu sibuk, Simpang Jam ini dilalui tidak kurang dari 272 ribu kendaraan per hari. Dengan dana Rp180 meter, pemerintah mampu mengatasi kemacetan di titik ini.

Namun, persoalan kemacetan di Batam belum selesai. Heru mengungkapkan pemerintah pusat memiliki tanggung jawab atas 160 kilometer jalan di Kota Batam. "Kemacetan sudah tersebar di jalan nasional ini. Untuk itu, setidaknya harus ada 5 fly over di Batam," lanjutnya.

Setelah tuntas membangun fly over Laluan Madani, empat jembatan layang lain juga harus segera dibangun, yakni di Simpang Kabil, Batu Ampar, Simpang Air Port Hang Nadim, dan Simpang Taman Kurnia Djaja (KDA).

"Dalam membangun jembatan layang, kami selalu bekerja sama dengan Badan Pengusahaan Batam dan Pemerintah Kota Batam. Pemerintah Pusat membangun dan memelihara, BP dan Pemko Batam melalukan perawatan," tandas Heru. (N-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akhmad Mustain
Berita Lainnya