Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
JAJARAN Polres Cirebon Kota mendata dan mengawasi keberadaan mantan pasien penderita sakit jiwa menjelang pemilihan kepala daerah (pilkada).
Kapolres Cirebon Kota AKB Adi Vivid Bachtiar, kemarin, menjelaskan pihaknya sudah meminta data dari Rumah Sakit Gunung Jati (RSGJ), dinas sosial, dan Satpol PP.
"Saat ini datanya sudah ada di kami, tapi tidak untuk di-sebarluaskan karena terkait rahasia medis," ungkap Adi Vivid di Cirebon, Jawa Barat.
Selanjutnya mereka akan mendatangi rumah yang memiliki anggota keluarga yang mengalami sakit jiwa. "Akan dilihat, apakah orang itu sering berkeliaran atau di rumah saja," ungkap Adi.
Jika ternyata sering berkeliaran, lanjutnya, polisi meminta pihak keluarga agar ikut menjaga dan tidak berkeliaran di masa seperti sekarang ini.
Pemantauan terhadap orang yang sakit jiwa, lanjut dia, tidak terlepas dari dua kasus penganiayaan oleh penderita sakit jiwa di Jabar. Adi Vivid mengimbau masyarakat tidak panik apalagi sampai main hakim sendiri.
Pada Sabtu (27/1), pemimpin Pondok Pesantren Al-Hidayah Santiong, Cicalengka, Kabupaten Bandung, KH Emon Umar Basyri cedera setelah dianiaya saat berzikir seusai salat subuh berjemaah oleh seorang yang pernah dirawat di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Cisarua, Kabupaten Bandung Barat.
Lalu, pada 1 Februari, Kepala Operasi Brigade Pimpinan Pusat Persatuan Islam (PP Persis) R Prawoto meninggal dunia setelah dianiaya. Pelakunya juga menderita sakit jiwa.
Kapolres Tasikmalaya Kota AKB Adi Nugraha meminta para ulama untuk tetap tenang dalam menjalankan rutinitas dan tidak terprovokasi isu penganiayaan ulama oleh penderita sakit jiwa. "Kami telah mengamankan tujuh orang gila. Salah satunya membawa golok," katanya.
Adi menjelaskan tujuh orang yang ditangkap berusia antara 35 tahun dan 60 tahun. Salah seorang di antara mereka ialah perempuan. Mereka telah diserahkan ke Dinas Sosial Kota Tasikmalaya untuk penanganan kejiwaan.
Kepala Dinas Sosial Kota Tasikmalaya Nana Rosadi meng-akui tidak memiliki ruangan khusus untuk menangani orang yang mengalami gangguan kejiwaan. Dia menambahkan, penderita sakit jiwa itu rata-rata berasal dari luar Tasikmalaya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved