Headline
Sedikitnya 30% penggilingan gabah di Jawa Tengah menutup operasional.
Sedikitnya 30% penggilingan gabah di Jawa Tengah menutup operasional.
PEMERINTAH Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) memberikan tiket gratis kepada masyarakat untuk menonton film kisah Perang Banjar yang berjudul Pangeran Antasari Haram Manyarah Wajah sampai Kaputing. Animo masyarakat Banjarmasin cukup besar.
Terlihat sekitar 3.000 orang memadati delapan Studio XXI Duta Mall Banjarmasin, kemarin.
Padahal, kapasitas gedung bioskop itu hanya 1.417 penonton.
Hadir juga Gubernur Kalsel Sahbirin Noor yang menjadi salah satu tokoh dalam film itu beserta artis-artis lainnya.
Sahbirin memerankan sosok Utuh Buntat dalam film Pangeran Antasari.
"Semoga film ini dapat menambah wawasan dan pemahaman kita tentang perjuangan di banua kita," tutur Sahbirin kepada wartawan sebelum film diputar.
Saking membeludaknya penonton, banyak dari mereka yang rela duduk di selasar studio.
Sejumlah pemeran film artis nasional seperti Hemalia Putri dan Egy Fedli yang menjadi pemeran utama Pangeran Antasari tampak senang dengan membeludaknya warga menyaksikan film itu.
Kedua artis itu tidak menduga sambutan warga Banjar luar biasa.
Film yang disutradarai Irwan Siregar itu menyedot anggaran hingga Rp2,9 miliar.
Irwan Siregar, sutradara film berjudul Pangeran Antasari Haram Manyarah Wajah sampai Kaputing, menyebut film drama kolosal mengangkat cerita perjuangan Pangeran Antasari yang gigih melawan penjajahan Belanda.
Ia berhasil merebut Benteng Orange Nassa di Desa Pengaron, Kabupaten Banjar.
"Film ini bercerita tentang kisah heroik perjuangan Pangeran Antasari. Masyarakat Banjar mengenal pergolakan ini sebagai Perang Banjar," tuturnya.
Pada kesempatan sama Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalsel Yusuf Effendi menambahkan, pihaknya menganggarkan dana sebesar Rp2,9 miliar untuk mewujudkan film kolosal Perang Banjar.
Selain sarana hiburan, menurut Yusuf, film kolosal Perang Banjar dibuat sebagai wahana tontonan edukasi untuk siswa.
"Film ini nanti bisa dipakai sebagai bahan pembelajaran kepada siswa agar lebih memahami sejarah perang Banjar. Dengan cara yang lebih menyenangkan," kata Yusuf Effendi. (DY/N-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved