Headline

Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.

Fokus

Sejumlah negara berhasil capai kesepakatan baru

Warga 28 Desa di Karangasem segera Dievakuasi

Arnoldus Dhae
28/11/2017 20:47
Warga 28 Desa di Karangasem segera Dievakuasi
(ANTARA FOTO/Fikri Yusuf)

PETUGAS dari Pusat Pengendalian Operasi (Pusadlops) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali dan Kabupaten Karangasem saat ini sedang melakukan proses evakuasi kepada warga di 28 desa yang ada di lereng Gunung Agung.

Proses evakuasi dilakukan karena sudah ada pengumuman dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) bahwa Gunung Agung saat ini tinggal hitungan jam akan meletus. Hal ini terlihat dari adanya lontaran batu di beberapa titik, keluarnya lahar yang bersumber langsung dari Gunung Agung.

"Kami diumumkan oleh petugas bahwa beberapa jam lagi Gunung Agung akan meletus. Kami diminta untuk segera mengosongkan desa dan harus segera mengungsi," ujar Gede Miyasa, warga dari Desa Pidpid, Kecamatan Kubu, Kabupaten Karangasem, Selasa (28/11) malam.

Ribuan warga dari 28 desa di Karangasem itu diminta agar malam ini segera meninggalkan desa.

"Kami meminta agar warga yang ada di 28 desa, seperti yang sudah ada dalam peta rawan bencana agar segera mengungsi. Ini berdasarkan informasi dari PVMBG bahwa saat ini Gunung Agung dalam keadaan kritis," ujar Kepala BPBD Bali, Dewa Indera, saat dimintai konfirmasi.
Saat ini, warga ramai-ramai meninggalkan desa. Banyak di antara mereka yang kembali ke posko pengungsi sebelumnya, tetapi ada pula yang kembali mengungsi ke keluarga mereka yang berada di Denpasar dan Gianyar.

Pantauan media di Pos Pengungsi Tanah Ampo menunjukkan, banyak pengungsi yang karena tergesa-gesa sehingga lupa membawa berbagai perlengkapan yang ada. Mereka hanya membawa pakaian seadanya untuk bertahan beberapa hari ke depan.

Beruntung, tenda pengungsian masih terpasang seperti biasa. Hanya saja, alas tidur tampak sudah sobek, kotor, dan tidak layak digunakan lagi. Sebagian dari pengungsi melakukan evakuasi secara mandiri tanpa bantuan petugas karena mereka melakukan secara tergesa-gesa.

"Tadi karena terburu-buru, diumumkan melalui pengeras suara bahwa Gunung Agung dalam kritis dan akan meletus. Makanya kita berkemas secara tergesa-gesa. Banyak perlengkapan yang tidak bawa," ujar Ni Nyoman Silawati, keluarga dari Desa Sebudi Karangasem.

Pengungsi yang bertahan di tenda-tenda pengungsian dipasikan akan mengalami kedinginan dan hujan bila akan ada hujan. Karena di tenda pengungsian lantainya dari tanah, kelilingnya hanya berdinding terpal. Sementara pengungsi yang ditampung di Bale Banjar, gedung serbaguna, dan balai pertemuan, akan lebih nyaman dan lebih terjamin dari hujan dan panas. (OL-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya