Headline
Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.
Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.
KEPALA Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali, Dewa Indera, menjelaskan, hingga saat ini belum ada lonjakan pengungsi akibat letusan freatik Gunung Agung sebagaimana dijelaskan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
"Perlu kami jelaskan, belum ada lonjakan jumlah pengungsi sebagaimana yang terjadi ketika Gunung Agung berstatus awas atau level IV, beberapa waktu lalu. Hal ini terjadi karena belum ada arahan dan rekomendasi dari PVMBG soal volume dan kekuatan letusan," ujarnya di Denpasar, Rabu (22/11).
Menurut Indera, terjadi kesalahan informasi di berbagai media bahwa terjadi arus pengungsi akibat letusan freatik Gunung Agung. Sebab, selama ini memang sudah ada pengungsi, yakni warga yang berada di radius 6 sampai 7,5 kilometer dari kawah puncak Gunung Agung yang diminta untuk tetap bertahan di lokasi pengungsian karena status Gunung Agung masih di level III atau siaga.
Hal ini untuk mengantisipasi terjadinya letusan besar. Sedangkan akibat letusan freatik Selasa (21/11) kemarin sama sekali belum menyebabkan lonjakan pengungsi. Untuk jumlah pengungsi saat ini masih sebanyak 25.997 orang yang tersebar di 229 titik.
"Jumlah ini merupakan pengungsi lama dari beberapa bulan sebelumnya. Bukan warga yang baru menugungsi akibat letusan freatik yang terjadi Selasa (21/11) sore kemarin," ujarnya.
Sebagaimana dijelaskan PVMBG, telah terjadi letusan freatik Gunung Agung akibat dari air atau hujan yang memasuki kawah dan bertemu dengan magma yang sedang panas. Letusan yang terjadi itu bukan letusan magmatik. Kondisi ini bisa dipahami karena posisi magma sudah mendekati puncak kawah, sehingga bila terkena air yang dingin akan menimbulkan reaksi sampai dengan mengeluarkan abu atau debu.
"Kita tetap meminta masyarakat yang ada di kawasan atau di radius 6 sampai 7,5 km untuk tetap waspada dan sebaiknya menjauhi lokasi. Dan kami sudah meminta agar warga atau wisatawan dilarang mendekati puncak gunung dan hentikan seluruh aktivitas yang ada," ujarnya. (OL-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved