Headline
Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.
Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.
SAAT puluhan ribu warga di Kabupaten Karangasem, Bali, mengungsi akibat penetapan status awas Gunung Agung, ada yang memperkeruh situasi dengan mengunggah informasi palsu di media sosial.
Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengungkapkan sebuah video berjudul Gunung Agung Dahsyat Meletus Beberapa Saat Lalu muncul di Youtube. Padahal, Gunung Agung belum meletus dan sejak Jumat (22/9) hingga kemarin, gunung itu masih berada pada status awas di level IV.
Video yang beredar di dunia maya itu, kata Sutopo, ialah rekaman letusan Gunung Sinabung, Karo, Sumatra Utara. “Ini hoaks. Video itu adalah letusan Gunung Sinabung. Gunung Agung belum meletus,” kata Sutopo, kemarin. Sutopo menyebut rekaman video berdurasi 51 detik yang dapat diakses lewat tautan https://youtu.be/qY0Slvcr6pI itu ialah berita bohong.
Karena itu, masyarakat diminta tidak menjadikan bencana bahan candaan. Sutopo pun mengajak masyarakat melawan hoaks yang meresahkan dan membuat masyarakat menjadi bertambah panik.
“Rasa gotongroyong, nilai-nilai budaya dan toleransi kita berikan kepada saudara-saudara kita yang sedang mengungsi dari potensi meletusnya Gunung Agung. Jangan justru itu menjadi kesempatan untuk menyebarkan hoaks,” kata Sutopo.
Untuk mengetahui update terkini Gunung Agung dan menjauhkan diri dari hoaks, kata Sutopo, masyarakat dapat melihat di aplikasi MAGMA atau melalui laman daring magma.vsi.esdm.go.id.
Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Setyo Wasisto pun mengimbau masyarakat bijak menggunakan media sosial. “Kami sedang profiling, sedang mencari, semoga jejak digitalnya masih ada dan terlacak,” kata Setyo. (Ant/*/X-6)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved