Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
WALI Kota Bandung Ridwan Kamil (Emil) menginstruksikan lurah agar menghimpun dana dari masyarakat untuk disalurkan ke warga minoritas Rohingya, di Myanmar. Hal ini sebagai wujud kepedulian dan solidaritas warga Bandung atas kejahatan kemanusiaan yang kembali dilakukan di negara tetangga tersebut.
Emil mengatakan, sebagai tempat digelarnya Konferensi Asia Afrika pada 1955 silam, Bandung memiliki tanggung jawab dan kewajiban untuk mencari solusi atas setiap persoalan di kawasan tersebut.
"Bandung sebagai ibu kota Asia Afrika, solidaritas. Punya kewajiban mencari peran serta solusi di Asia Afrika," kata Emil di Bandung, Senin (4/9).
Nantinya, kata Emil, bantuan dari warga Bandung ini akan disalurkan ke relawan Aksi Cepat Tanggap yang saat ini sudah berada di Rohingya.
"Mudah-mudahan dalam tujuh hari ini akan kita kirimkan melalui ACT," ujarnya.
Emil mengecam kembali terulangnya kejahatan kemanusiaan di Myanmar. Menurutnya, apapun alasannya tidak bisa dibenarkan. Terlebih, jika persoalan agama menjadi penyebabnya, hal ini sangat disayangkan.
"Bandung jadi contoh adalah kota yang menghormarti perbedaan kebebasan beragama," ujarnya.
Emil pun menilai tragedi itu sebagai pembunuhan kemanusiaan sehingga harus dihentikan.
"Kita sangat sedih kejadian di Myanmar. Kita meyakini membunuh satu manusia sama dengan membunuh kemanusiaan," paparnya.
Pada saat yang sama, Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar turut serta dalam aksi solidaritas warga Rohingya yang dilakukan massa Persatuan Islam, di depan Gedung Sate, Bandung.
Dalam orasinya, Deddy mengecam pembantaian etnis Rohingya oleh pemerintah dan warga Myanmar. Oleh karena itu, Deddy meminta masyarakat dan pemerintah dunia mengintervensi negara tersebut agar kekejaman ini segera berakhir.
Deddy pun berharap Nobel Perdamaian yang diberikan kepada Presiden Myanmar Aung San Suu Kyi segera dicabut mengingat kondisi saat ini di negara tersebut.
"Karena dia membiarkan terjadi pembantaian di negaranya sendiri. Ini sangat bertentangan dengan Nobel yang dia dapat. Ini penghinaan terhadap kemanusiaan," katanya.
Lebih lanjut, Deddy mengapresiasi langkah cepat Presiden Joko Widodo yang langsung mengutus Menteri Luar Negeri Retno Marsudi ke Myanmar untuk bertemu Aung San Suu Kyi.
Deddy pun meminta semua masyarakat dalam negeri menjadikan peristiwa ini sebagai contoh agar tidak terjadi di Indonesia.
Sekitar dua ribuan aktivis Persatuan Islam (Persis) serta Forum Ulama dan Tokoh Jawa Barat menggelar aksi di jalan sebagai bentuk simpatik dan pengutukan terhadap pembantaian etnis Rohingya. Mereka memulai longmarch dari Kantor Pusat Persis menuju Gedung Sate dan Gedung DPRD Provinsi Jawa Barat.
Sepanjang jalan mereka berorasi mengutuk pembantaian oleh militer dan sipil Myanmar. Ketua DPW Persis Provinsi Jawa Barat Iman Setiawan Latief mengatakan, tragedi kemanusiaan di Myanmar ini telah melanggar HAM sehingga PBB dan negara lain harus turun tangan untuk menghentikannya.
Pihaknya pun mendesak Komite Nobel untuk menarik Nobel Perdamaian yang diterima Ang San Suu Kyi.
"Kami juga meminta International Criminal Court di Den Haag Belanda untuk melakukan investigasi menyeluruh atas dugaan genosida yang dilakukan militer Myanmar dan menyeret siapapun yang terlibat dalam kekejian ini," tegasnya seraya meminta negara lain untuk menerima gelombang pengungsi warga Rohingya. (OL-6)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved