Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
SEJAK petang kemarin hingga siang hari ini jumlah kendaraan pemudik dari barat (Jakarta) menuju timur melalui tol dan jalan nasional menunjukkan peningkatan signifikan. Akan tetapi, minimnya rambu-rambu lalu lintas membuat tidak sedikit pemudik tersesat dan kemudian terpaksa berbalik arah.
Berdasarkan pantauan Media Indonesia di jalur pantura kemarin dini hari hingga petang, jumlah kendaraan pemudik yang memasuki wilayah Jawa Tengah telah mencapai belasan ribu melalui tol fungsional dan jalan nasional.
Petugas melakukan rekayasa lalu lintas dengan contraflow, yakni tiga lajur untuk kendaraan dari barat (Jakarta) dan satu lajur untuk kendaraan dari timur (Semarang) di Gringsing, Kabupaten Batang, untuk mengeluarkan kendaraan dari ruas tol fungsional.
Rekayasa lalu lintas itu berhasil mengurai kemacetan meski kendaraan pemudik merambat di jalur pantura sepanjang 500 meter hingga masuk kembali ke jalur fungsional.
Namun, minimnya rambu-rambu penunjuk jalan menjadikan pemudik dengan tujuan Patakan, Temanggung, atau Yogyakarta yang seharusnya tetap mengambil jalan lurus dan memasuki Weleri, Kendal, justru masuk kembali ke jalur tol fungsional.
"Tidak ada petunjuk. Kami bingung dan terpaksa berbalik arah," keluh Sardjito, pemudik dari Jakarta tujuan ke Temanggung.
Hal yang sama juga diutarakan Andy Setiawan, warga Bantul yang terpaksa kembali memutar arah kendaraannya karena bingung tidak melihat rambu petunjuk jalan.
Saat menanggapi hal itu, Sekretaris Pemkab Kendal Mohammad Toha mengatakan telah meminta penambahan rambu petunjuk jalan agar pemudik tidak tersesat.
Kepala Polres Kendal AKB Adiwijaya menambahkan, jumlah kendaraan yang melintas di pantura mengalami peningkatan cukup signifikan sejak dibukanya jalur fungsional.
"Hari ini arus kendaraan pemudik diperkirakan meningkat dua kali lipat ketimbang kemarin karena sudah tiba masa libur bersama," ujar Adiwijaya.
Belum sempurna
Puncak arus mudik di Tol Kanci-Pejagan juga berlangsung hari ini dan besok. Kasi Pengumpulan Ruas Tol Kanci-Pejagan, Uuk Jumadi, menyatakan panjangnya masa libur bersama membuat pemudik memilih berangkat pada tanggal tersebut agar tiba di tujuan lebih awal.
Dalam analisis Plt Gubernur Jawa Tengah, Heru Sudjatmoko, jumlah pemudik yang masuk ke wilayahnya pada Lebaran tahun ini diperkirakan menembus 9 juta, sedangkan pemudik yang melintas mencapai kisaran 1,5 juta.
"Satu hal yang perlu diperhatikan pemudik ialah di tol fungsional antara Batang dan Semarang, tepatnya di Jembatan Kali Kuto. Kendaraan yang lewat sebelum H-2 diarahkan ke jalan alternatif di sekitar jembatan sebelum masuk lagi ke tol fungsional," ungkap Heru.
Selain tol fungsional, pemudik yang melewati jalur pantai selatan (pansela) Jateng perlu berhati-hati karena kondisi jalan di wilayah itu belum sempurna.
Kapolda Jabar Irjen Agung Budi Maryoto telah memetakan sejumlah titik yang berpotensi menimbulkan kemacetan selama arus mudik. Salah satunya di Tol Cikopo-Palimanan (Cipali).
"Kalau hari ini dan besok (titik rawan kemacetan), ya di Cipali. Kemudian juga di jalur selatan," terang Budi sesuai meninjau pos terpadu di Cianjur.
Sementara itu, Kakorlantas Polri Irjen Royke Lumowa memprediksikan sekitar 99 ribu kendaraan melintas di gerbang Tol Cikarang Utama kemarin dan hari ini. Luapan arus kendaraan melalui Tol Cikampek terjadi hari ini dengan jumlah 112 ribu.
"Kami sudah melarang truk dan kendaraan berat melintas di Tol Cikampek pada 12-14 Juni 2018 saat arus mudik dan 22-24 Juni 2018 untuk arus balik," tandas Royke.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved