Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
SEMPAT ditertibkan pada Januari lalu, bisnis mobil ambulans abal-abal kembali marak di depan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bekasi, Jawa Barat. Lucunya, RSUD kerap kali justru mengarahkan pasien untuk menggunakan ambulans partikelir itu.
Diduga, ada komisi yang mengalir ke petugas RSUD dari para sopir ambulans bertarif selangit tersebut. Bagaimana tidak, para sopir itu mematok tarif hingga Rp1,5 juta untuk sekali mengantar pasien. Sementara jika menggunakan ambulans milik RSUD, pasien hanya dikenai biaya Rp100 ribu-Rp300 ribu, tergantung jarak antar di dalam kota.
“Petugas RSUD mengarahkan saya untuk menggunakan ambulans yang parkir di depan RSUD untuk mengantar kerabat yang akan pindah rumah sakit. Alasan mereka, ambulans milik RSUD sedang keluar semua,” kata Dede Adhitama, 30, warga Perumnas III, Bekasi Timur, kemarin.
Karena situasi tengah mendesak, ia mengaku terpaksa menggunakan ambulans milik perorangan tersebut. Ia pun harus merogoh kocek hingga Rp1,5 juta untuk mengantar kerabatnya itu.
Namun, hatinya menjadi masygul saat mendapati sejumlah ambulans tengah berderet parkir di belakang RSUD. Sayangnya, hal itu baru diketahuinya setelah ia dan pengemudi ambulans swasta bersepakat untuk bertransaksi.
“Saya merasa dibohongi. Tapi karena situasi sudah kepepet, terpaksa saya pakai ambulans abal-abal itu ,” ucapnya ketus.
Dede menyebut mobil yang digunakannya itu sebagai ambulans abal-abal karena fasilitas di mobil itu jauh dari kelayakan. Di ambulans itu hanya tersedia sebuah tandu, tanpa ada tabung oksigen, atau peralatan medis lainnya.
“Sebenarnya lebih mirip mobil pengantar jenazah ketimbang ambulans,” kata Dede.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bekasi Kusnanto Saidi mengaku heran atas laporan maraknya kembali ambulans milik perorangan itu. Dinas Kesehatan Kota Bekasi mencatat ada 12 ambulan yang dimiliki RSUD Kota Bekasi. Namun, tiga di antaranya rusak sehingga hanya sisa sembilan yang beroperasi.
“Jumlah ambulans di RSUD itu ada 12 mobil, cukup kok untuk melayani kebutuhan RSUD. Maka itu, saya bingung kok bisa dibilang tidak ada,” katanya.
Kusnanto mengatakan pihaknya akan segera mengecek ke RSUD Kota Bekasi terkait dengan operasional ambulans di RSUD tersebut. (Gan/J-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved