Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Mengikuti Jejak Jakarta Kota Depok Kebanjiran Lagi

Kisar Rajagukguk
27/2/2017 02:17
Mengikuti Jejak Jakarta Kota Depok Kebanjiran Lagi
(MI/KISAR RAJAGUGUK)

UNTUK ke sekian kalinya Depok kembali dihantam banjir dan longsor. Sepanjang Sabtu (25/2) dan Minggu (26/2), tujuh kawasan terendam air dan tiga jalan juga tertimbun tebing longsor dan lumpur.

Tujuh kawasan yang diterjang banjir di antaranya Kampung Lio, Kelurahan Depok, Pancoran Mas, dengan ketinggian air 50 cm-70 cm. Banjir di Kampung Lio berasal dari Situ Rawa Besar, yang sebagian areanya telah berubah fungsi menjadi tempat usaha dan perumahan.Alhasil, Situ Rawa Besar mengalami penyempitan dan pendangkalan.

Sementara itu, kawasan banjir lainnya ada di Perumah­an Cening Ampe, Kelurahan Mekar Jaya, Sukma Jaya, Perumahan Pitara di Jalan Rawa Sawangan, lingkungan permukiman dekat jalan layang Jalan Arief Rahman Hakim, perumahan Taman Duta di Kelurahan Tugu. Di kawasan itu, tinggi air bervariasi antara 50 cm dan 70 cm.

Peristiwa banjir dan longsor di Depok kemarin bukan kali yang pertama. Sepanjang Januari-Februari 2017, kawasan tersebut menjadi langganan banjir setiap kali hujan deras turun.

Kepala Bidang Sumber Daya Air (SDA) Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Depok Citra Indah Yulianti mengatakan banjir di sejumlah wilayah perumahan disebabkan tersumbatnya saluran drainase. Kondisi itu membuat air hujan tidak dapat mengalir ke kali atau sungai.

“Penyebabnya tak lain karena dibetonnya saluran drainase. Akibat dibeton, drainase dipenuhi lumpur dan sampah,” kata dia.

Kepala Dinas PUPR Kota Depok Manto Jorghi menambahkan masyarakat harusnya tidak membeton saluran drainase dan menggunakannya sebagai tempat usaha. Tujuan dari dibangunnya saluran drainase itu ialah untuk mengalirkan air hujan ke sungai/kali.

“Hampir seluruh saluran drainase yang terdapat di jalan protokol kini tertutup oleh semen untuk dijadikan tempat usaha. Begitu turun hujan, daerah tersebut pasti kebanjiran,” ujarnya.

Longsor yang terjadi di beberapa lokasi juga disebabkan banyaknya bangunan yang melanggar garis sempadan sungai (GSS). Rumah banyak berdiri di turap sungai sehingga saat musim hujan tiba, bangunan dan tanahnya longsor.

“Banyak rumah warga yang berdiri di sempadan kali. Akibatnya, rumah mereka berada di kawasan yang rentan longsor. Ditambah lagi tidak ada fondasi yang cukup kuat untuk menopang bangunannya,” ungkapnya (KG/J-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zen
Berita Lainnya