Headline

Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.

Fokus

Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.

Beda dengan Dulu Banjir Sekarang Cepat Surut

Ghani Nurcahyadi
17/2/2017 04:35
Beda dengan Dulu Banjir Sekarang Cepat Surut
(MI/RAMDAN)

NORMALISASI aliran sungai yang terus dilakukan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mulai menunjukkan dampak positif.

Selain mengurangi titik banjir di Ibu Kota, normalisasi sungai membuat banjir yang masih menggenangi sejumlah kawasan lebih cepat surut.

Banjir yang menggenangi sejumlah permukiman di wilayah Jakarta Timur dan Jakarta Selatan pada Kamis (16/2) pukul 01.00 WIB sudah berangsur surut, kemarin pagi.

Warga pun sudah kembali ke rumah masing-masing untuk membersihkan rumah.

Kepala Satuan Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta Husein Murad yang meninjau lokasi banjir bersama Kapolda Metro Jaya Irjen Muhammad Iriawan mengungkapkan surutnya banjir kali ini lebih cepat jika dibandingkan dengan kejadian serupa pada tahun lalu.

"Tahun ini lebih cepat surutnya karena Pemprov sudah melakukan normalisasi kali. Lalu dibantu juga oleh Dinas Sumber Daya Air untuk mengurangi banjir dengan menggunakan pompa," katanya.

Beberapa lokasi yang dilewati aliran Kali Ciliwung mengalami dampak banjir terbesar, di antaranya Kampung Pulo, Jatinegara, Jakarta Timur, dan Bukit Duri, Jakarta Selatan.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat ada 7.788 jiwa warga DKI Jakarta yang terkena dampak banjir.

Potensi bakal terjadinya banjir di kawasan permukiman yang dekat sungai dan kali di Jakarta sudah diprediksi sejak Rabu (15/2) sore.

Saat itu debit air di Bendungan Katulampa telah mencapai level Siaga II.

Namun, kata Husein, banjir kiriman itu dapat ditangani dengan cepat oleh dinas terkait.

Ia optimistis program normalisasi sungai yang saat ini tengah getol dilakukan Pemprov DKI akan membuat Ibu Kota terbebas dari banjir jika proyek itu rampung.

"Banjir sekarang ini karena curah hujan tinggi di bagian hulu sehingga air di Katulampa juga tinggi. Ditambah curah hujan Jakarta yang juga tinggi. Jadi daerah di kawasan Ciliwung yang belum selesai dinormalisasi, airnya meluap. Kalau sudah dinormalisasi, tidak akan begini karena dipasangi sheet pile," ujarnya.

Saat ditemui di kesempatan berbeda, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan daerah yang terkena luapan air Sungai Ciliwung ialah kawasan dengan proyek normalisasi yang belum selesai.

"Daerah banjir itu memang belum selesai kita normalisasi, termasuk banyak perumahan yang memang lokasinya diduduki warga. Ada pula yang tanahnya bersengketa atau ada rumah-rumah bedeng di atasnya sehingga tidak ada saluran," ujar Basuki di Balai Kota, kemarin.

Pembebasan lahan

Kepala Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta Teguh Hendrawan tidak menampik normalisasi Kali Ciliwung yang kini baru mencapai 40% menjadi penyebab masih adanya genangan di sejumlah wilayah.

"Maka itu, kita kejar terus sampai dengan pembebasan lahan yang memang menjadi kewajiban Dinas Sumber Daya Air, termasuk percepatan pembangunan infrastruktur yang jadi kewajiban Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-Pera) melalui BBWSCC (Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung dan Cisadane)," kata Teguh di Balai Kota, kemarin.

Pada Januari lalu, Dinas Sumber Daya Air telah membebaskan setidaknya 10 bidang lahan di area aliran Kali Ciliwung.

Pembebasan lahan seluas 8.000 meter per segi itu akan disusul dengan pembebasan 1,2 hektare lahan atau 46 bidang. Hal itu diharapkan bisa terwujud pada tahun ini.

Lokasi lahan yang belum bisa dibebaskan itu berada di Kelurahan Cawang, Kelurahan Cililitan, Kelurahan Bale Kambang, Kelurahan Gedong, sebagian Kelurahan Kampung Melayu, Kelurahan Bukit Duri, dan Kelurahan Pejaten Timur.

Kepala Unit Pembebasan Lahan Dinas Sumber Daya Air Sutriyono menjelaskan saat ini pengerukan yang menjadi kewenangan Dinas Sumber Daya Air baru dilakukan di anak-anak sungai.

Sementara itu, pengerjaan bagian aliran utama sungai berada di tangan BBWSCC dari Kementerian PU-Pera.(J-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zen
Berita Lainnya