Headline
Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.
Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.
BIAYA transportasi yang dihabiskan seorang warga Jakarta terbilang tinggi, seseorang bisa menghabiskan 30 hingga 40% pendapatannya untuk transportasi. Calon Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan ingin menekan angka pengeluaran di sektor transportasi itu.
"Kita, dengan program yang kita siapkan, berharap bisa menurunkan sampai 15%," kata Anies saat menghadiri pasar murah Anies-Sandi di Jalan Bonang, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (22/12).
Anies berkaca dari beberapa negara maju dengan biaya transportasi ringan. Di Jepang, seorang warga negara hanya menghabiskan 8% pendapatan pribadinya untuk sektor transportasi.
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini mengatakan sejumlah program untuk mendukung rencana itu telah disiapkan. Anies dan Sandiaga akan mengedepankan transportasi masal untuk masyarakat.
"Bukan transportasi private," kata dia.
Sejauh ini, DKI Jakarta telah mempunyai beberapa moda transportasi masal, seperti TransJakarta dan Mass Rapid Transit (MRT) yang sedang digarap. Anies akan memanfaatkan moda trasnportasi itu dengan melakukan beberapa pembaruan.
"Kita nanti akan menambah rute dari transportasi yang ada sekarang," tambah dia.
Sebelumnya, pengamat perkotaan Yayat Supriatna menjelaskan, biaya transportasi merupakan salah satu faktor meningkatnya angka kemiskinan di Jakarta. Penduduk DKI Jakarta harus merogoh hingga 40% pendapatannya untuk biaya transportasi.
Hal ini dikarenakan mobilitas masyarakat yang cukup tinggi di Ibu Kota. Yayat pun menilai, subsidi yang dilakukan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta di sektor ini belum terasa.
Pemprov, kata dia, seharusnya memberikan subsidi TransJakarta untuk semua kalangan. Tindakan ini dinilai bisa menarik minat masyarakat menggunakan transportasi publik. (MTVN/OL-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved