Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
RUMAH sakit (RS) yang dinyatakan Kementerian Kesehatan menggunakan vaksin palsu mulai melakukan imunisasi ulang, kemarin. RS Dr Sander B di Cikarang, Bekasi, proaktif menghubungi semua pasien baik melalui telepon maupun surat dalam sepekan terakhir.
"Sejak hari ini (kemarin) kami memanggil orangtua pasien untuk datang ke RS, bahkan sudah ada pasien yang menerima vaksinasi ulang. Jumlah vaksin palsu di sini relatif sedikit. Dari 12 jenis vaksin, hanya dua yang bermasalah, yaitu pediacel dan hepatitis B," kata Direktur Operasional RS Dr Sander, Desianti Saraswaty.
Manajemen RS Permata di Kecamatan Mustika Jaya, Bekasi, pun melakukan hal serupa. Menurut Manajer Pelayanan Medis RS Permata, Siti Yunita, seiring dengan pendataan yang dilakukan, pihaknya menggelar imunisasi ulang sebagai bentuk tanggung jawab perusahaan.
"Kami menghubungi pasien melalui telepon, surat resmi, dan kurir untuk divaksinasi lagi menggunakan produk resmi yang disarankan Kementerian Kesehatan," ujar Siti Yunita.
Dirjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kemenkes Maura Linda Sitanggang mengakui pendataan dan imunisasi ulang terhadap ratusan pasien memakan waktu lama dan usaha yang sungguh-sungguh.
"Dinamikanya terus berjalan. RS lain yang terlibat, kami upayakan untuk menyelesaikan masalah ini secepat mungkin. Pemberian vaksin ulang untuk menjamin kesehatan pasien," ungkap Maura. Sebelumnya, Menteri Kesehatan Nila F Moeloek menyatakan RS atau klinik yang terbukti menggunakan vaksin palsu diharapkan segera menjadwalkan imunisasi ulang.
"Salah satu klinik di Ciracas, Jakarta Timur, akan melakukan imunisasi ulang pekan depan. Kami akan melihat mana di antara delapan imunisasi dasar yang terindikasi pakai vaksin palsu. Kami akan imunisasi ulang," tandas Nila.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved