Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
UPAYA pendataan anak yang diduga menerima vaksin palsu terus dilakukan. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan dalam satu pekan ke depan ditargetkan pendataan selesai dilakukan dan vaksinasi ulang dapat segera dilakukan hingga tuntas.
"Tim kami tengah bekerja saat ini. Langsung ke lokasi 14 rumah sakit (RS) untuk mendapatkan data anak-anak terindikasi terima vaksin palsu," ungkap Dirjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kemenkes, Maura Linda Sitanggang, dalam dialog di Cikini, Jakarta, Sabtu (16/7).
Linda mengatakan, pihaknya akan melakukan pendataan dengan melihat berbagai bukti transaksi masuknya vaksin dalam rentang waktu tertentu. Nantinya, satgas akan melakukan pemeriksaan terhadap anak-anak tersebut untuk keperluan imunisasi ulang. Namun, dikatakannya hal tersebut memerlukan waktu upaya keras.
"Ini dinamikanya masih terus berjalan. Tidak menutup kemungkinan akan ada RS-RS baru yang terlibat. Kami upayakan untuk dapat diselesaikan secepat mungkin masalah ini," tambah Linda.
Anggota Komisi IX DPR Saleh Daulay mengatakan, seluruh jajaran pemerintah terutama Kemenkes, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), serta Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri harus dengan cepat menyelesaikan masalah vaksin yang telah meresahkan warga tersebut.
Tidak hanya itu, ia juga mengatakan perlunya bagian dari tim yang khusus disediakan guna mendampingi dan menjawab segala bentuk protes dan pertanyaan masyarakat terkait masalah tersebut.
"Harus ada tim yang khusus melayani keluarga atau orangtua di rumah sakit. Harus dapat dijelaskan dengan baik agar masyarakat dapat bersikap tenang dalam menghadapi masalah ini," tutur Daulay di kesempatan yang sama.
Sementara ini, berdasarkan pengumpulan data yang dilakukan satgas, diketahui telah terdapat 197 anak yang diduga menerima vaksin palsu dari RS Harapan Bunda, Ciracas, Jakarta Timur. Seluruh anak terduga menerima vaksin palsu tersebut saat ini sudah mulai dapat menerima vaksin ulang.
Sementara itu, Ketua Forum Keluarga Korban Vaksin Palsu RS Sayang Bunda Bekasi, Teja Yulianto mengatakan, dirinya mewakili orang tua yang anaknya berpotensi menjadi korban vaksin palsu mengharapkan keseriusan dan tanggung jawab penuh pihak rumah sakit dan pemerintah. Dirinya mengatakan mereka menuntut adanya keterbukaan atas setiap perkembangan kasus tersebut.
"Kami mau tau mana saja yang tergolong palsu. Dampaknya dan tindak lanjutnya. Di sini harus jelas jangan seperti tidak bertanggung jawab dan tidak berprikemanusiaan," tegas Teja.
Saat ini, diungkapkan satgas vaksin palsu dan Bareskrim Polri, telah terdapat 14 RS swasta yang terbukti menggunakan vaksin palsu. Selain itu terdapat juga 6 bidan dan dua dokter spesialis anak.
Namun, jumlah tersebut masih sangat memungkinkan untuk bertambah karena investigasi masih terus dilakukan di daerah-daerah lain selain Jabodetabek. (OL-5)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved