Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
KEPALA Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) DKI Jakarta, Budi Awaluddin mengatakan pihaknya belum berencana menerapkan operasi yustisi bagi pendatang pasca lebaran tahun ini.
"Untuk operasi yustisi, kita belum melakukan operasi yustisi. Tapi kita melakukan pendataan," ujarnya di Balaikota DKI Jakarta, Rabu (14/2).
Ia mengatakan, masih belum mendapatkan arahan dari Pj Gubernur Heru Budi Hartono terkait operasi itu. Pemprov DKI akan melakukan pendataan untuk mereka yang datang saat harus balik dari Jakarta.
"Kita melakukan pendataan seperti biasa. Yang datang, apakah mereka sebagai penduduk yang permanen, atau mereka di luar Jakarta," jelasnya.
Baca juga: 53 Hari Operasi Yustisi, Denda Prokes DKI Capai Rp802 Juta
Sebelumnya, pihaknya mencatat terjadi kenaikan jumlah warga yang datang ke Jakarta setiap tahun. Jakarta masih memiliki daya magnet yang kuat bagi pendatang dari daerah dengan berbagai tujuan.
"Ada sedikit kenaikan dari 2021 ke 2022 karena memang Jakarta ini punya daya tarik tersendiri. Jadi banyak penduduk yang ingin mengadu nasibnya ke Jakarta," kata Budi
Budi mengatakan, pada 2020 jumlah pendatang 113.814 orang. Jumlah pendatang naik 18,55% pada 2021 yakni 139.740 orang. Kemudian, menurut data semester I 2022 ada 151.752 warga pendatang atau naik 7,92%. (OL-17)
Anies tak mau menutup Jakarta dari siapapun namun pendatang sebaiknya memiliki keahlian dan pengalaman bekerja
Operasi yustisi penting dilakukan untuk mengetahui potensi pertambahan penduduk Jakarta.
Sebabnya, pendatang dari luar DKI terus datang setiap saat dan tidak hanya saat momen setelah Hari Raya Idul Fitri.
Para pendatang hendaknya memiliki keterampilan untuk bekerja.
Anies Baswedan tanggapi santai prediksi ada puluhan ribu pendatang ke Jakarta.
PEMERINTAH Kota Bekasi meniadakan operasi yustisi meskipun prediksi penambahan penduduk arus balik mudik mencapai 100 ribu jiwa.
Sebanyak total 17 peneliti bersiap melakukan eksplorasi pada sesi pertama yang dijadwalkan berjalan selama 26 hari.
Sejumlah peneliti yang turun di pulau kedua rute Ekspedisi Nusa Manggala tersebut mengalami cedera.
Tidak sulit menjangkau Pulau Liki, hanya dibutuhkan sekitar 1 jam perjalanan laut dari pusat Kota Sarmi atau kurang dari 8 jam perjalanan darat dari Kota Jayapura.
Cacing pasir biasa diolah dengan cara diasar, yaitu tubuh cacing ditusuk dengan satu batang kayu, lalu diasapi di atas bara api. Hanya memerlukan waktu 1,5 jam, cacing pasir sudah siap disantap.
Ekspedisi yang telah berjalan sekitar 50 hari menggunakan kapal riset Baruna Jaya VIII ini terakhir berlabuh di Ambon, Maluku setelah tim peneliti sesi ketiga ini menyambangi Kepulauan Ayau, Kabupaten Raja Ampat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved