Headline
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.
PRIA berinisial AS alias Talib, 53, dan ES, 49, ditangkap polisi setelah melakukan perampokan terhadap pengemudi mobil di Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Dalam aksinya, AS yang merupakan anggota TNI gadungan turut membawa senjata api jenis softgun.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Endra Zulpan menjelaskan kejadian tersebut terjadi di Jalan Raya Pasar Minggu depan pom bensin Shell, Kalibata, Pancoran, Jakarta Selatan pada Senin (29/8) sekitar pukul 10:30 WIB.
Baca juga: Korban Banjir Tangerang Harap Pemerintah Lakukan Normalisasi Sungai
Kejadian berawal saat korban sedang dalam perjalanan menuju kantornya di Kalideres, Jakarta Barat. Setibanya di pom bensin Shell, korban diklakson oleh pelaku. Korban kemudian berhenti.
Pelaku kemudian turun dari mobilnya dan mendatangi korban dengan mengatakan korban telah menabrak keluarganya. Pelaku yang mengaku sebagai anggota TNI kemudian menunjukkan senjata softgun yang disimpan di pinggangnya.
"Tidak lama kemudian pelaku membuka pintu belakang dan mengambil tas wama hitam yang berisi uang sebesar Rp300.000.000," kata Zulpan di Jakarta, Kamis (8/9).
Pelaku kemudian melarikan diri membawa kabur tas tersebut, sedangkan korban sempat berteriak.
Setelah kejadian itu, korban melapor ke Polres Jakarta Selatan. Setelah melakukan penyelidikan, Tim Opsnal Subdit Jatanras mengamankan dua orang pelaku di Kabupaten Tangerang, Banten.
Berdasarkan keterangannya, kedua pelaku kerap melakukan aksi kejahatannya di wilayah Jakarta. Tercatat pelaku telah beraksi sebanyak 19 kali dengan modus pura-pura tertabrak oleh korban.
Atas perbuatannya, kedua tersangka dikenakan Pasal 365 KUHP, dengan pidana paling lama 9 tahun penjara.
Sementara itu, Kasubdit Jatanras Polda Metro Jaya AKBP Indra Wienny Panjiyoga menjelaskan ES berpura-pura sebagai korban tabrakan. Sedangkan AS yang mengaku sebagai anggota TNI mendatangi korban untuk meminta pertanggungjawaban dan mengambil barang berharga milik korban. Mereka beraksi hingga 19 kali dan mengincar korban secara acak.
"AS ini yang turun ke korban menyampaikan korban telah menabrak seseorang. Di situlah AS mengaku sebagai anggota TNI dengan memperlihatkan KTA dan senjata api," katanya.
Lebih lanjut, Panjiyoga meminta masyarakat untuk berhati-hati dengan modus pura-pura kecelakaan. Ia meminta masyarakat tidak langsung percaya ketika dituduh menabrak seseorang.
"Jangan terlalu percaya. Ini terjadi beberapa kali. Korban dipepet dan dianggap telah menabrak. Masyarakat jangan takut dan silakan mencari pos polisi terdekat," katanya. (OL-6)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved