KETUA Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat Djoko Setijowarno menilai, keputusan pemerintah mengizinkan ASN bekerja secara daring dan menunda jadwal masuk sekolah di beberapa provinsi sebagai upaya mengurai arus balik mudik layak diapresiasi.
"Itu namanya manajemen waktu, di mana waktu untuk bergerak itu dikelola dan saya kira itu akan membantu (mengurai kemacetan). Nanti (puncak) arus balik tidak akan menjadi ekstrem dan akan terurai," tuturnya kepada Media Indonesia, Sabtu (7/6).
Hal yang perlu diperhatikan terkait manajemen waktu tersebut ialah kondisi fisik para pemudik. Menurut Djoko, itu akan membuat pemudik lebih lelah. Terlebih pemudik dengan kendaraan pribadi tergolong besar.
Karenanya dia mendorong perbaikan tata kelola angkutan umum, tidak saja di kota besar, melainkan di tiap daerah. Itu bertujuan agar masyarakat di daerah maupun pemudik bisa melakukan mobilitas dengan leluasa.
"Dua tahun ini memang ada perbaikan tapi belum masif, karena memang tidak mudah. Menambah kapasitas jalan tidak begitu menyelesaikan masalah," terang Djoko.
Baca juga: Volume Arus balik di Nagreg Mulai Sama dengan Puncak Arus Mudik
Lebih lanjut, dia meyakini manajemen waktu mudik yang dilakukan saat ini dapat diaplikasikan kembali di tahun-tahun berikutnya. Para pekerja swasta, ASN, maupun BUMN dapat leluasa mudik dan kembali tanpa khawatir terjebak dengan kemacetan.
Djoko juga memberikan catatan positif pada momen mudik tahun ini. Sebab, berdasarkan data Jasa Raharja, hingga H+3 lebaran tingkat kecelakaan lalu lintas turun hingga 28% dari 5.713 laka lantas di 2019 menjadi 4.107 laka lantas di 2022.
Demikian halnya dengan jumlah meninggal dunia akibat laka lantas. Hingga H+3 lebaran 2022 terjadi penurunan hingga 49% menjadi 568 korban meninggal dunia dari 2019 yang tercatat sebanyak 1.123 korban meninggal dunia. (OL-4)