Headline
Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.
Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.
Tiga sumber banjir Jakarta, yaitu kiriman air, curah hujan, dan rob.
DEWAN Pimpinan Pusat Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) menyoroti beberapa komoditas yang masih cukup tinggi dan rawan akan kelangkaan selama Ramadan.
Wasekjend Penguatan Pangan & Distribusi Pangan DPP Ikappi Abdul Sutri Atmojati mengatakan salah satunya adalah minyak goreng yang saat ini harga untuk jenis curah sudah mendekati Rp20 ribu per liter atau sudah jauh di atas harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah yakni Rp14 ribu per liter.
"Minyak goreng ini mempunyai banyak faktor pendukungnya sehingga harganya masih di atas harga eceran tertinggi. Disparitas harga yang cukup tinggi dengan minyak goreng kemasan membuat banyak pihak bermain untuk menaikkan harga minyak goreng curah," kata Abdul dalam keterangan resmi, Selasa (19/4).
Selain itu, ancaman kelangkaan serta lonjakan harga juga berpotensi terjadi pada bawang merah. Saat ini sudah terjadi minimnya stok bawang merah dan kenaikan harga. Harga bawang merah di pasaran saat ini Rp30 ribu hingga Rp40 ribu per kilogram.
Hal yang sama juga menimpa bawang putih. Walaupun bawang putih berasal dari impor tetapi komoditas ini masih sulit ditemui di pasar atau harganya masih relatif tinggi. Harga eceran tertinggi di bawah harga Rp30 ribu per kilogram tetapi harga di pasaran sudah mencapai Rp34.500 per kilogram .
"Gula pasir juga masih di kisaran harga Rp14.500 per kilogram dan barang masih banyak belum ditemui di pasar. Itu karena musim giling akan terjadi di bulan Mei, jadi belum bisa ditemui di pasar," tuturnya.
Lonjakan harga juga terjadi pada daging sapi yang seharusnya pada harga Rp130 ribu per kilogram sekarang rata-rata Rp143.500 per kilogram sampai Rp150 ribu per kilogram.
"Harga daging sapi ini cukup tinggi di awal Ramadan sampai pada pertengahan bulan Ramadan. Lonjakan harga daging sapi ini salah satu penyebabnya adalah permintaan yang cukup tinggi dan komoditasnya tidak begitu banyak," kata Abdul.
Dari beberapa komoditas pangan tersebut Ikappi menilai bahwa pemerintah dalam hal ini Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pertanian masih belum cukup mampu mengendalikan pangan selama periode Ramadan. "Kami meminta kepada pemerintah untuk segera menyelesaikan persoalan pangan ini menjelang hari raya dan pasca hari raya. Karena itu cukup berbahaya bagi pangan kita," tandasnya. (OL-12)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved