Headline

Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.

Fokus

F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.

Zona Rawan di DKI Berkurang, Epidemiolog: Harus Diapresiasi, Tapi Tetap Waspada

Putri Anisa Yuliani
18/8/2021 19:14
Zona Rawan di DKI Berkurang, Epidemiolog: Harus Diapresiasi, Tapi Tetap Waspada
Suasana kawasan Patung Kuda, Jakarta.(Antara )

AHLI epidemiologi Universitas Griffith Australia Dicky Budiman mengapresiasi keberhasilan Pemprov DKI Jakarta yang berhasil mengurangi wilayah RT zona rawan. Sebelumnya ada lebih dari 50 RT zona rawan saat pertengahan Juli lalu.

Namun, jumlahnya kini berkurang menjadi tersisa hanya 3 RT. Selain itu keterisian tempat tidur atau 'Bed Occupancy Rate' (BOR) isolasi telah menurun ke 25% serta 49% untuk BOR ICU.

Baca juga: Ini Penjelasan Wagub DKI Soal Durasi Makan di Restoran Jadi 30 Menit

"Ini patut diapresiasi tapi tidak boleh terlena karena ini belum tentu benar-benar menggambarkan apa yang terjadi di masyarakat. BOR memang menurun. Tapi kita kan tahu bahwa masyarakat kita kalau sakit, 70% itu di rumah, tidak ke RS. Ini yang harus diwaspadai," kata Dicky saat dihubungi Media Indonesia, Rabu (18/8).

Selain itu, ia meminta Pemprov DKI terus mengevaluasi dan meningkatkan langkah-langkah penanggulangan covid dan tidak jumawa dengan penurunan kasus. Jika masih terjadi jumlah kematian yang tinggi apalagi pada pasien yang melakukan isolasi mandiri, harus ada perbaikan respons pada hulu hingga ke hilir penanganan covid-19.

Selain itu, melandainya kasus juga bukan alassn Pemprov DKI menurunkan kapasitas 3T dan kedisiplinan 5M. Kedua hal itu, kata Dicky, harus terus ditingkatkan.

"Kondisinya dinamis. Apalagi covid di luar Jakarta cenderung belum terkendali. Juga 'positivity rate' di Jakarta juga belum di bawah 5%. Potensi perburukan itu masih bisa terjadi," jelasnya.

Untuk itu, walaupun saat ini ada pelonggaran aturan di masa PPKM Level 4, pada implementasinya harus disiplin mengenai protokol kesehatan. (OL-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Astri Novaria
Berita Lainnya