Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
SEBANYAK 215 lapak tersedia di Pasar Musi, Jalan Banyuasin Raya, Kelurahan Abadijaya, Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok, hingga saat ini belum dihuni oleh pedagang.
Kepala bidang Sarana dan Prasarana Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Depok Median Zahedi mengatakan sebanyak 215 los dan kios tidak laku.
Ia mengatakan, mestinya bangunan itu ditempati pedagang. Karena bangunan yang dibangun Pemerintah Kota Depok itu dikhususkan bagi pedagang lapak emperan dan trotoar jalan Banyuasin Raya.
Namun, pedagang tersebut mengaku lebih nyaman berjualan di lapak emperan dan trotoar tersebut.
"Sebenarnya berjualan di bangunan pasar lebih nyaman. Terlebih saat hujan, pedagang tidak basah-basahan. Selain itu, los dan kios juga bisa tempat penyimpanan barang dagangan," kata Median, Jumat (12/3).
Dalam penjelasannya, ia mengatakan 215 los dan kios di Pasar Musi sudah bertahun-tahun kosong tak berpenghuni. Ratusan pedagang yang berjualan di lapak emperan dan trotoar Jalan Banyuasin, tak berminat berjualan di bangunan Pasar Musi, yang disiapkan pemerintah tersebut.
Alasannya, jika berjualan di lapak Pasar Musi, jarang ada pengunjung yang mampir membeli. Para pedagang lebih memilih berjualan di lapak emperan dan trotoar yang lebih mudah dijangkau pembeli.
"Kami (pemerintah) telah maksimal melakukan cara agar pedagang bersedia menempati los dan kios yang ada. Cara yang dilakukan yakni membuka pameran ikan hias sehingga menjadi kekuatan ekonomi kota," ujar dia.
Baca juga: Tak Ada Pedagang, Vaksinasi Covid di Pasar Musi Depok Ditiadakan
Sementara itu, seorang pedagang bumbu Sri Hariani mengatakan tak mau pindah karena sudah lebih nyaman berjualan di lapak emperan dan trotoar Jalan Banyuasin Raya.
"Kami sudah bertahun-tahun berjualan di lapak emperan dan trotoar, kami tentunya sudah banyak pelanggan. Kami sudah nyaman dengan lokasi jualan ini," ucap Sri.
Selain nyaman, pedang tidak bayar retribusi dan sewa/kontrak lapak.
"Kami tak sepeser pun membayar sewa lapak," imbuhnya.
Terkait terkena basah jika hujan turun, Sri mengaku hal tersebut sudah biasa.
"Untuk menyiasati supaya tidak kehujanan, kami pasang tenda, lagi pula yang berjualan di lapak emperan dan trotoar mayoritas warga yang tinggal di Jalan Banyuasin Raya kok," tukasnya.
Ia mengakui Pemerintah Kota Depok melalui petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) telah berkali-kali melakukan penertiban. Bahkan mengimbau supaya berjualan dan menempati bangunan los dan kios yang dibangun pemerintah di Pasar Musi.
"Namun kami tolak, kami tetap bertahan karena konsumen lebih mudah berbelanja di lapak emperan dan trotoar. Dibandingkan harus masuk ke bangunan pasar," pungkasnya.(OL-5)
Menanggapi keluhan pedagang, Kepala UPTD Pasar Cisalak, Wahyu Syahadat menyatakan telah meminta Pemkot Depok untuk menata PKL di sekitar area Pasar Cisalak.
Inkoppas Minta Pedagang Dilibatkan dalam Pembangunan Pasar
Setiap keputusan investasi kini mempertimbangkan dinamika regulasi dan perkembangan teknologi.
Aksi pungli dan parkir liar di Pasar Induk Kramat Jati itu meresahkan para pedagang dan pengunjung pasar.
Di 2024, 68% usaha kecil Indonesia yang berinvestasi pada teknologi melaporkan bahwa investasi tersebut meningkatkan profitabilitas mereka.
Ketersediaan bahan pokok penting relatif masih aman. Begitu juga dengan harga cenderung stabil dan terkendali.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved