Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
SOSIALISASI penghapusan jalur three ini one ternyata belum sepenuhnya diketahui pengendara kendaraan roda empat. Hingga hari dimulainya uji coba, masih ada pengendara yang tetap menggunakan joki untuk menghindari tilang.
Heri, 60, mengatakan, ia menyewa dua orang joki untuk melintasi kawasan MH Thamrin menuju Sudirman. Ia mengaku, tidak mendapatkan sosialisasi bahwa uji coba penghapusan jalur tiga penumpang dalam satu kendaraan tersebut diberlakukan mulai hari ini.
"Sebenarnya saya jarang lewat jalur 3 in 1. Tadi saya bayar 50 ribu untuk dua orang. Mereka sudah naik mobil saya, apa boleh buat. Sosialisasi penghapusan ini saya rasa kurang," kata Heri, Selasa (5/4)
Heri menuturkan, ia tidak masalah mengeluarkan uang lebih untuk melintasi kawasan tersebut. Sebab, kawasan 3 in 1 menjadi jalur tercepat menuju lokasi tujuannya menggunakan kendaraan roda empat.
Meski demikian, ia sepakat dengan penghapusan kawasan 3 in 1 guna menghilangkan joki dan eksploitasi anak.
Menurutnya, lebih baik pemerintah provinsi DKI segera menerapkan kebijakan Electronic Road Pricing (ERP). Selain membenahi transportasi umum, kata dia, kantung parkir di setiap terminal atau stasiun kereta juga perlu diperbanyak.
"Pakai ERP, kita juga sama bayar tapi tidak cukup untuk atasi kemacetan. Akses transpor umum harus mudah, dekat dari setiap tempat tujuan. Kemudian kantung-kantung parkir di stasiun atau terminal diperbanyak. Tentunya dengan harga parkir yang murah supaya banyak mobil yang parkir daripada dipakai di jalan," ucapnya.
Arus lalu lintas di Jakarta dinilai tidak berubah dengan atau tanpa sistem 3 in 1. Pengendara merasa sistem 3 in 1 tidak efektif mengurangi kemacetan pada jam sibuk.
Mulai hari ini (5/4) hingga Jumat (8/4) dan Senin (11/5) hingga Rabu (13/5), Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menguji coba penghapusan jalur 3 in 1. Adanya kebijakan 3 in 1 dinilai tidak menghalangi masyarakat menggunakan kendaraan pribadi. Alhasil, arus lalu lintas di Ibu Kota tetap macet, terutama pagi dan sore hari.
Saat sistem 3 in 1 berlaku di ruas jalan tertentu pukul 07.00-10.00 dan 16.30-19.00 WIB, macet pindah ke jalan lain. Ketika sistem 3 in 1 selesai, jalan protokol kembali macet.
Pengendara pun menyiasati jalur 3 in 1 ini dengan menyewa joki. Mobil yang awalnya hanya berisi satu atau dua orang, dengan menyewa seorang joki bisa melalui jalur 3 in 1.
Kasubdit Bin Gakkum Polda Metro Jaya AKBP Budiyanto mengatakan, hasil uji coba penghapusan jalur 3 in 1 pagi menunjukkan ada peningkatan kepadatan kendaraan di beberapa titik.
"Seperti dari arah Slipi ke Semanggi, dari Pancoran ke Semanggi mengalami peningkatan," kata Budiyanto.
Budiyanto berharap, hasil uji coba ini objektif. Menurutnya, analisa hasil uji coba akan menjadi acuan pemerintah dan Kepolisian dalam memutuskan kebijakan 3 in 1 dilanjutkan atau dihapus.
"Kalau seandainya dalam uji coba ini terjadi kepadatan yang luar biasa, 3 in 1 akan tetap diberlakukan atau program lain seperti ERP (electronic road pricing)," kata Budiyanto.
Kebijakan 3 in 1 dibuat saat DKI Jakarta dipimpin Sutiyoso. 3 in 1 berlaku di Jalan Sisingamangaraja, Jalan Jenderal Sudirman, Jalan MH Thamrin, Jalan Medan Merdeka Barat, dan sebagian Jalan Jenderal Gatot Subroto.
Setelah belasan tahun berlaku, Ahok menilai, kebijakan ini tidak berdampak besar mengurangi macet di ruas jalan tersebut. Keinginan Ahok menghapus 3 in 1 semakin kuat setelah Polres Jakarta Selatan mengungkap kasus eksploitasi anak oleh joki 3 in 1. (MTVN/OL-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved