Headline

Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.

Fokus

Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.

Kunjungi RSUD Cengkareng, Anies Tegaskan Covid-19 Ancaman Nyata

Putri Anisa Yuliani
25/1/2021 14:21
Kunjungi RSUD Cengkareng, Anies Tegaskan Covid-19 Ancaman Nyata
Petugas mengecek suhu tubuh aparatur sipil negara (ASN) maupun warga yang memasuki area Balai Kota, Jakarta.(MI/Fransisco Carolio )

GUBERNUR DKI Jakarta Anies Baswedan mengunjungi RSUD Cengkareng kemarin. Ia kemudian, menyaksikan pasien covid-19 yang tutup usia di RSUD tersebut melalui monitor pengawas ruangan isolasi dan ruang ICU di ruang terpisah bersama para tenaga kesehatan dan jajaran Dinas Kesehatan DKI yang mendampinginya dalam kegiatan tersebut.

Hal tersebut ia sampaikan melalui unggahan di akun Instagram @aniesbaswedan. Anies pun berpesan bahwa covid-19 merupakan wabah yang nyata. Wabah ini masih menjadi ancaman bagi siapa saja. Di saat terpapar, maka pasien akan sendirian karena ia tidak diperkenankan untuk dijenguk siapapun sampai sembuh atau meregang nyawa.

Baca juga: PDIP: Dana Formula-e Lebih dari Rp1 Triliun, Bukan Rp560 M

"Pasien itu baru saja ditutup kain putih. Ikhtiar manusia berhenti di situ. Semua alat dilepas, Ia telah jadi jenazah. Kematian dalam kesendirian, tanpa ada keluarga di sampingnya. Siang itu, menjelang pukul 14, di RSUD Cengkareng, berdiri di depan layar tv, di ruang kontrol yang memonitor setiap pasien ICU, kami menyaksikan dari dekat. Peristiwa itu dekat. Apalagi kain putih itu menutup wajah dan badan orang yang kita kenal. Momen yang tak berjarak," kata Anies, Senin (25/1).

Anies menyebut telah menemui keluarganya di depan pintu ruang jenazah. Duka pun terasa teramat dalam. Sesuatu yang tak pernah mereka bayangkan akan terjadi secepat itu. 

"Kebersamaan dan gelak tawa berpuluh tahun keluarga itu, kini tersimpan menjadi kenangan. Dalam hitungan jam, menjelang maghrib, jasad itu telah tiba di pemakaman dan siap dimasukkan ke peristirahatan terakhirnya di liang kubur. Teman-teman semua, ini bukan fiksi dan bukan sekadar angka statistik. Ini akhir dari sebuah perjalanan anak manusia yang diterpa wabah: bermula dari tertular covid-19 dan berujung pada kematian," ungkapnya.

Anies menjelaskan, penularan terbanyak saat ini menimpa klaster keluarga. Satu orang terpapar, lalu menularkan pada anggota keluarga lain. Fakta saat ini, paling banyak yang terpapar adalah usia muda, tapi paling banyak meninggal adalah usia tua. 

Untuk itu ia berpesan janganlah jadi penular dan ikutlah mencegah penularan. Masyarakat diharapkan ikut mengurangi kegiatan di luar rumah, kecuali kegiatan mendesak dan mendasar. Saat pulang ke rumah, maka taati protokol kesehatan yakni mencuci tangan, memakai masker, dan hindari kontak fisik dengan keluarga.

"Pakai masker itu tidak nyaman, tapi ingatlah, terkena covid-19 itu jauh lebih tidak nyaman. Berjarak, tak bersalaman dengan keluarga itu terasa aneh, tapi ingatlah terpisah untuk isolasi bahkan berpisah selamanya itu jauh amat tidak nyaman. Jadi jangan lelah, jangan lengah. Sekali lagi, virus itu bukan fiksi. Ini semua adalah nyata. Lindungi diri, lindungi keluarga, lindungi semua," ungkapnya. (OL-6)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Astri Novaria
Berita Lainnya