Headline
Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.
Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.
Warga bahu-membahu mengubah kotoran ternak menjadi sumber pendapatan
COVID-19 bisa menyerang siapa saja, tidak terkecuali pejabat negara. Terbaru, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan terkonfirmasi positif covid-19. Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria juga positif Covid-19.
Dr Handrawan Nadesul, dokter sekaligus penulis mengenai kesehatan, mengatakan tidak semestinya pejabat negara tertular covid-19 karena hal tersebut berarti mereka kurang cermat melindungi diri.
"Mestinya, semua pejabat penyelenggara negara tidak harus sampai tertular. Itu artinya mereka harus lebih cermat melakuan upaya pencegahan. Sekali lagi tidak tertular itu berupaya. Kalau sampai tetular berarti upayanya kurang," kata Handrawan kepada Media Indonesia, Rabu (2/12).
Baca juga: Anies dan Riza Positif Korona, Istana Justru Lempar Pujian
Hal itu, menurutnya, berkaitan dengan dampak psikologis masyarakat yang menilai pejabat tersebut panutan rakyat.
"Pejabat itu panutan rakyat. Kalau sampai tertular, dampak psikologisnya adalah kelalaian. Padahal, mereka menasihati rakyat tapi ia sendiri kena," tegasnya.
Ia melanjutkan, kendati pejabat lancar menasihati rakyat agar patuh terhadap protokol kesehatan, kalau diri sendiri sampai tertular, itu karena upaya melindungi dirinya yang kurang.
"Bisa sebab kurang lengkap pengetahuan bagaimana covid-19 ditularkan, atau tahu semuanya ihwal penularan covid-19 namun lengah dan atau lalai saja melakoninya," lanjutnya.
Ia mengatakan, tertular covid-19 bukan kutukan melainkan kurang patuh dan ketat mematuhi protokol kesehatan. Patuh saja tapi kurang ketat sama berisiko kena.
Pengetahuan bagaimana covid-19 menular dan ditularkan harus lengkap dipahami setiap orang, apalagi pejabat yang menjadi panutan rakyat. Bukan sekadar patuh dan taat berprotokol kesehatan, tapi tahu persis celah mana saja bagaimana covid-19 masih mungkin menerobos memasuki tubuh.
Hal itu, menurutnya, mengacu pada banyaknya tenaga kesehatan yang tentu paham penularan dan sudah patuh protokol kesehatannya, namun masih tertular. Ia menduga ada momen-momen yang mungkin terluput sehingga masih ada celah covid-19 menerobos masuk.
"APD dan protokol pelindung saya kira sudah tepat semua. Selama protokol pelindung ditaati, kecil kemungkinan gara-gara APD. Namun saat-saat melepaskan APD, membuka sarung tangan, masker, dan sedang beristirahat, atau sedang makan, covid-19 berceceran dari APD jatuh ke lantai tersentuh tangan," katanya.
Di sarung tangan saja, menurutnya, covid-19 bertahan beberapa jam lamanya, bisa saja tanpa sengaja menyentuhnya, atau sama berisiko bila tanpa sengaja menyentuh permukaan luar masker.
"Momen-momen itu yang hemat saya terluput dari perhatian sejawat tenaga kesehatan, saya duga," tandasnya.
Pada pejabat yang kemungkinan bertemu dengan banyak orang, ia pun menduga hal yang sama, misalnya bermasker pun masih ada celah masker di bawah mata yang menganga, sehingga apabila berada di udara ruang-ruang publik, udara yang besar kemungkinan sudah tercemar covid-19, udara tercemar masih mungkin memasuki celah masker dan menerobos ke hidung dan mulut. Apalagi kalau pilihan maskernya bukan masker terstanard medis.
Demikian juga apabila sejenak berfoto sekalipun, di tempat umum, misalnya, ada kesempatan covid-19 berpeluang memasuki hidung, hanya dalam hitungan detik.
Di luar kemungkinan itu, apa tepat pilihan masker, yang bukan sembarang masker kain. Masker bedah yang terstandard saja pun daya lindungnya hanya 90%, berarti masih ada 10% celah bagi covid-19 memasuki tubuh. Apalagi masker bukan terstandar seperti masker kain, jauh di bawah 90% daya lindungnya. (OL-1)
Vaksin penguat atau booster Covid-19 masih diperlukan karena virus dapat bertahan selama 50-100 tahun dalam tubuh hewan.
ORGANISASI Kesehatan Dunia (WHO) baru-baru ini mencatatkan jumlah kasus covid-19 secara global mengalami peningkatan 52% dari periode 20 November hingga 17 Desember 2023.
PJ Bupati Majalengka Dedi Supandi meminta masyarakat untuk mewaspadai penyebaran Covid-19. Pengetatan protokol kesehatan (prokes) menjadi keharusan.
PEMERINTAH Palu, Sulawesi Tengah, mengimbau warga tetap waspada dan selalu disiplin menerapkan protokol kesehatan menyusul dua kasus positif covid-19 ditemukan di kota itu.
ORGANISASI Kesehatan Dunia (WHO) mengklasifikasikan jenis virus covid-19 varian JN.1 sebagai VOI atau 'varian yang menarik'.
DINAS Kesehatan (Dinkes) Batam mengonfirmasi bahwa telah terdapat 9 kasus baru terpapar Covid-19 di kota tersebut,
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved