Headline
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
POLITIKUS Partai Gerindra Habiburokhman menilai polemik kerumunan Rizieq Shihab adalah akibat kelalaian bersama. Kelalaian itu kemudian disikapi secara lebay sehingga masalah tidak kunjung selesai.
"Persoalan ini sejak awal karena sebagian besar pejabat lalai akhirnya lebay," kata Habiburokhman dalam diskusi virtual Crosscheck Medcom.id bertajuk 'Terimbas Kerumunan Rizieq', Minggu (22/11).
Habiburokhman enggan menunjuk pihak yang lalai secara spesifik. Namun, dia mengatakan kelalaian itu adalah kesalahan bersama.
Baca juga: Kapolsek Tanah Abang Minta Rizieq Swab Test
Habiburokhman mengatakan kelalaian itu terjadi dalam tiga aspek. Pertama, lemahnya mengedukasi masyarakat dan penyelenggara negara soal bahaya berkerumun. Kedua, lalai mencegah potensi kerumunan massa.
"Ketiga adalah lalai dalam penindakan. Tiga komponen itu saya lihat tidak dilakukan maksimal terutama poin pertama dan kedua," ujar anggota Komisi III DPR itu.
Habiburokhman menyebut seharusnya pemerintah dan aparat keamanan mengantisipasi hal itu secara maksimal. Antusiasme masyarakat menyambut Rizieq dinilai lebih besar dibanding upaya pencegahan kerumunan.
"Karena euforia (simpatisan Rizieq) kita kaget. Kelalaian di awal menghasilkan reaksi yang lebay atau berlebihan," papar dia.
Reaksi yang lebay, kata Habiburokhman, terlihat dari langkah polisi memanggil sejumlah pihak yang tidak relevan terkait kerumunan Rizieq. Salah satunya pemanggilan Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria.
"Panggil (Gubernur DKI Jakarta) Anies (Baswedan) itu sudah cukup kalau dari pihak Pemda DKI," ujar dia. (OL-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved